MAKALAH
ELEKTRONIKA ANALOG
“ FET ( Field Efect Transistor ) “
OLEH :
SUPRIADI SABUKTIONO
E1D1 14 037
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
HALU OLEO
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta
yang telah memberikan taufiq, rahmat, hidayah serta hidayahnya sehingga saya dapat
beraktivitas untuk menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “ FET
(Field Efect Transistor) “ ini. Saya berharap karya ilmiah ini dapat membantu dan menambah
wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas
tentang “ FET (Field Efect Transistor) “.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Elektronika
Analog yang diberikan oleh
dosen mata kuliah Elektronika Analog yang berisi
informasi tentang “ FET (Field Efect Transistor) “. Dan saya harapkan pembaca dapat
mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan FET (Field
Efect Transistor)
yang akan penulis bahas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan
datang.
Akhir kata,penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama
bagi pembaca. Terima kasih,
Kendari, 10 November 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar .....................................................................................................................
Daftar
Isi ................................................................................................................................
BAB
I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................
BAB
II Pembahasan
2.1 FET (Field Effect Transistor) ...............................................................................
2.2 Transistor JFET (junction FET) ..........................................................................
2.3 Transistor MOSFET (Metal oxide FET) ..............................................................
BAB
III Penutup
3.1
Kesimpulan .............................................................................................................
3.2
Saran .......................................................................................................................
Daftar
Pustaka ......................................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Junction
Field Effect Transistor (JFET) adalah komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, JFET digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil,
dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, JFET digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa JFET juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan
komponen-komponen lainnya.
Pada
masa kini JFET ada dalam setiap peralatan elektronika. Jika memahami dasar
kerja transistor maka akan lebih mudah mempelajari cara kerja bebagai peralatan
elektronika. JFET merupakan suatu komponen aktif yang dibuat dari bahan
semikonduktor yang berfungsi sebagai penguat arus maupun tegangan, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi
sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
1.2.Rumusan
Masalah
1.
Apa
saja penjelasan tentang FET
(Field Effect Transistor) ?
2. Apa saja penjelasan
tentang Transistor JFET
(junction FET) ?
3. Apa saja penjelasan tentang Transistor MOSFET (Metal oxide FET)
?
1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dari makalah ini adalah:
1.
Mengetahui
penjelasan tentang FET
(Field Effect Transistor)
2.
Mengetahui
penjelasan
tentang Transistor JFET (junction
FET)
3.
Mengetahui
penjelasan tentang Transistor MOSFET (Metal oxide FET)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 FET (Field Effect Transistor)
FET (Field Effect
Transistor) atau sering disebut sebagai transistor efek medan mempunyai
fungsi yang hampir sama dengan transistor bipolar. Meskipun demikian antara FET dan transistor bipolar terdapat beberapa
perbedaan yang mendasar. Perbedaan utama antara kedua jenis transistor tersebut
adalah bahwa dalam transistor bipolar arus output (IC) dikendalikan oleh arus
input (IB). Sedangkan dalam FET arus output (ID)
dikendalikan oleh tegangan input (VGS), karena arus input adalah nol. Sehingga
resistansi input FET sangat besar, dalam orde puluhan mega ohm.
Disamping
itu, FET lebih stabil terhadap temperatur dan konstruksinya lebih kecil serta
pembuatannya lebih mudah dari transistor bipolar, sehingga amat bermanfaat
untuk pembuatan keping rangkaian terpadu. FET bekerja atas aliran pembawa
mayoritas saja, sehingga FET cenderung membangkitkan noise (desah) lebih kecil
dari pada transistor bipolar.
Keluarga
FET yang penting adalah JFET (junction field-effect
transistor) dan MOSFET (metal-oxide semiconductor
field-effect transistor). JFET terdiri atas kanal-P
dan kanal-N. MOSFET terdiri atas MOSFET tipe pengosongan
(D-MOSFET = Depletion-mode metal-oxide semiconductor FET) dan MOSFET tipe
peningkatan (E-MOSFET = Enhancement-mode metal-oxide semiconductor FET).
Masing-masing tipe MOSFET ini masih terbagi juga dalam kanal-P dan kanal-N.
a.
Kelebihan FET (Field Effect Transistor)
Dibandingkan dengan BJT,
FET memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah:
1.
hambatan dalam input sangat besar, yaitu sekitar ~ 106
Ω untuk JFET (Junction FET) dan ~ 108 Ω untuk MOSFET (Metal Oxide Semiconductor
FET).
2. noisenya kecil,
karena karena pembawa muatan pada FET tidak melewati hubungan p-n sama sekali.
3.
densitas FET sangat tinggi
sehingga dapat dibentuk rangkaian integrasi lebih padat
4.
lebih stabil terhadap suhu
b. Kekurangan FET
(Field Effect Transistor)
1.
kecepatan switchingnya lebih
rendah/lambat
2.
tidak mampu menanggani daya
besar, walaupun saat ini sudah ada FET yang mampu bekerja untuk daya besar.
c. Konstruksi FET (Field Effect Transistor)
Konstruksi secara fisik
dan simbul JFET ditunjukkan gambar berikut:
Gambar 2.1 Konstruksi fisik JFET dan simbol JFET
FET memiliki 3 terminal yaitu
Source(S), Drain(D), dan Gate(G). Source adalah terminal tempat pembawa muatan
mayoritas masuk ke kanal untuk menyediakan arus melalui kanal. Drain adalah
terminal arus meninggalkan kanal. Gate adalah elektroda yang mengontrol
konduktansi antara Source dan Drain. Sinyal input diberikan pada terminal
Drain. Sedangkan Substrate atau bulk umumnya dihubungkan dengan Source.
Material pada substrate biasanya netral atau didope sedikit.
Umumnya sinyal input diberikan pada terminal
Gate. Dalam rangkaian input, terminal Gate dan kanal bertindak seolah-olah
bagai kapasitor plat sejajar, dan konduktivitas kanal dapat diubah oleh
tegangan Gate terhadap Source. Untuk kanal-n, tegangan positif pada Gate
menginduksi muatan negatif pada kanal sehingga ada aliran elektron dari Source
ke Drain.
2.2 Transistor JFET (junction FET)
Gambar dibawah menunjukkan struktur
transistor JFET kanal n dan kanal p. Kanal n dibuat dari bahan semikonduktor
tipe n dan kanal p dibuat dari semikonduktor tipe p. Ujung atas dinamakan Drain dan
ujung bawah dinamakan Source. Pada kedua sisi kiri dan
kanan terdapat implant semikonduktor yang berbeda tipe. Terminal kedua
sisi implant ini terhubung satu dengan lainnya secara internal dan
dinamakan Gate.
Gambar 2.2 Struktur JFET (a) kanal-n (b) kanal-p
Istilah field efect (efek
medan listrik) sendiri berasal dari prinsip kerja transistor ini
yang berkenaan dengan lapisan deplesi (depletion layer).
Lapisan ini terbentuk antara semikonduktor tipe n dan tipe p, karena bergabungnya
elektron dan hole di sekitar daerah perbatasan. Sama seperti medan listrik,
lapisan deplesi ini bisa membesar atau mengecil tergantung dari tegangan antara
gate dengan source. Pada gambar di atas, lapisan deplesi ditunjukkan dengan
warna kuning di sisi kiri dan kanan.
a.
JFET kanal-n
Untuk menjelaskan prinsip kerja
transistor JFET lebih jauh akan ditinjau transistor JFET kanal-n. Drain
dan Source transistor ini dibuat dengan semikonduktor tipe n dan Gate
dengan tipe p. Gambar berikut menunjukkan bagaimana transistor ini di beri
tegangan bias. Tegangan bias antara gate dan source adalah tegangan reverse bias atau disebut
bias negatif. Tegangan bias negatif berarti tegangan gate lebih negatif
terhadap source. Perlu catatan, Kedua gate terhubung satu dengan lainnya (tidak
tampak dalam gambar).
Gambar 2.3 Lapisan deplesi jika gate-source
biberi bias negatif
Dari gambar di atas, elektron yang mengalir dari source menuju drain harus
melewati lapisan deplesi. Di sini lapisan deplesi berfungsi semacan keran air.
Banyaknya elektron yang mengalir dari source menuju drain tergantung dari
ketebalan lapisan deplesi. Lapisan deplesi bisa menyempit, melebar atau
membuka tergantung dari tegangan gate terhadap source.
Jika gate semakin negatif terhadap source, maka lapisan deplesi akan
semakin menebal. Lapisan deplesi bisa saja menutup seluruh kanal transistor
bahkan dapat menyentuh drain dan source. Ketika keadaan ini terjadi,
tidak ada arus yang dapat mengalir atau sangat kecil sekali. Jadi jika tegangan
gate semakin negatif terhadap source maka semakin kecil arus yang bisa melewati
kanal drain dan source.
Gambar
2.4 Lapisan deplesi pada saat tegangan gate-source = 0 volt
Jika misalnya tegangan gate dari nilai negatif perlahan-lahan dinaikkan
sampai sama dengan tegangan Source. Ternyata lapisan deplesi mengecil hingga
sampai suatu saat terdapat celah sempit. Arus elektron mulai mengalir
melalui celah sempit ini dan terjadilah konduksi Drain dan Source. Arus yang
terjadi pada keadaan ini adalah arus maksimum yang dapat mengalir berapapun
tegangan drain terhadap source. Hal ini karena celah lapisan deplesi sudah maksimum
tidak bisa lebih lebar lagi. Tegangan gate tidak bisa dinaikkan menjadi
positif, karena kalau nilainya positif maka gate-source tidak lain hanya
sebagai dioda.
Karena tegangan bias yang negatif, maka arus gate yang disebut IG akan
sangat kecil sekali. Dapat dimengerti resistansi input (input impedance) gate akan sangat
besar. Impedansi input transistor FET umumnya bisa mencapai satuan MOhm. Sebuah
transistor JFET diketahui arus gate 2 nA pada saat tegangan reverse gate
4 V, maka dari hukum Ohm dapat dihitung resistansi input transistor ini adalah
:
Rin = 4V/2nA =
2000 Mohm
Untuk mengambarkan JFET pada skema rangkaian elektronika, bisa
dipakai simbol seperti pada gambar di bawah berikut.
Gambar
2.5 Simbol komponen (a)JFET-n (b)JFET-p
Karena struktur yang sama, terminal drain dan source untuk aplikasi
frekuensi rendah dapat dibolak balik. Namun biasanya tidak demikian untuk
aplikasi frekuensi tinggi. Umumnya JFET untuk aplikasi frekuensi tinggi
memperhitungkan kapasitansi bahan antara gate dengan drain dan juga antara gate
dengan source. Dalam pembuatan JFET, umumnya ada perbedaan kapasitansi gate
terhadap drain dan antara gate dengan source.
b.
JFET
kanal-p
Transistor JFET
kanal-p memiliki prinsip yang sama dengan JFET kanal-n, hanya saja kanal yang digunakan
adalah semikonduktor tipe p. Dengan demikian polaritas tegangan dan arah arus
berlawanan jika dibandingkan dengan transistor JFET kanal-n. Simbol rangkaian
untuk tipe p juga sama, hanya saja dengan arah panah yang berbeda.
c.
Kurva
Drain
Gambar berikut
adalah bagaimana transitor JFET diberi bias. Kali ini digambar dengan
menggunakan simbol JFET. Gambar (a) adalah jika diberi bias negatif dan gambar
(b) jika gate dan source dihubung singkat.
Gambar
2.6 Tegangan bias transistor JFET-n
Jika gate dan source dihubung singkat, maka akan diperoleh arus drain
maksimum. Ingat jikaVGS=0 lapisan
deplesi kiri dan kanan pada posisi yang hampir membuka. Perhatikan contoh kurva
drain pada gambar berikut, yang menunjukkan karakteristik arus drain ID dan
tegangan drain-source VDS.
Terlihat arus drain ID tetap (konstan) setelah VDS melewati
suatu besar tegangan tertentu yang disebut Vp.
Pada keadaan ini (VGS=0)
celah lapisan deplesi hampir bersingungan dan sedikit membuka. Arus ID bisa
konstan karena celah deplesi yang sempit itu mencegah aliran arus ID yang
lebih besar. Perumpamaannya sama seperti selang air plastik yang ditekan dengan
jari, air yang mengalir juga tidak bisa lebih banyak lagi. Dari sinilah dibuat
istilah pinchoff voltage(tegangan jepit) dengan simbol Vp. Arus ID maksimum
ini di sebut IDSS yang
berarti arus drain-source jika gate dihubung singkat (shorted gate). Ini
adalah arus maksimum yang bisa dihasilkan oleh suatu transistor JFET dan
karakteristik IDSS ini tercantum di datasheet.
Gambar
2.7 Kurva drain IDS terhadap VDS
JFET berlaku sebagai sumber arus konstan sampai pada tengangan tertentu
yang disebut VDS(max). Tegangan maksimum ini disebut breakdown voltage dimana arus
tiba-tiba menjadi tidak terhingga. Tentu transistor tidaklah dimaksudkan
untuk bekerja sampai daerah breakdown. Daerah antara VP dan VDS(max) disebut daerah active (active region). Sedangkan
0 volt sampai tegangan Vp disebut daerah
Ohmic (Ohmic region).
Daerah Ohmic, pada tegangan VDS antara
0 volt sampai tegangan pinchoff VP=4 volt, arus ID menaik
dengan kemiringan yang tetap. Daerah ini disebut daerah Ohmic. Tentu sudah
maklum bahwa daerah Ohmic ini tidak lain adalah resistansi drain-source dan
termasuk celah kanal diantara lapisan deplesi. Ketika bekerja pada daerah
ohmic, JFET berlaku seperti resistor dan dapat diketahui besar resistansinya
adalah :
RDS = Vp/IDSS
RDS disebut ohmic resistance, sebagai contoh di
dataseet diketahui VP = 4V dan IDSS = 10 mA,
maka dapat diketahui :
RDS = 4V/10mA =
400 Ohm
Tegangan cutoff gate, dari contoh kurva drain di atas terlihat beberapa garis-garis kurva untuk
beberapa tegangan VGS yang berbeda. Pertama adalah
kurva paling atas dimana IDSS=10 mA dan kondisi ini tercapai jika VGS=0
dan perhatikan juga tegangan pinchoff VP=4V.
Kemudian kurva berikutnya adalah VGS = -1V lalu VGS=-2V
dan seterusnya. Jika VGS semakin kecil terlihat arus ID juga
semakin kecil.
Perhatikan kurva yang paling bawah dimana VGS=-4V. Pada kurva
ternyata arus ID sangat kecil sekali dan hampir nol. Tegangan
ini dinamakan tegangan cutoff gate-source (gate source cutoff
voltage) yang ditulis sebagai VGS(off). Pada saat ini lapisan deplesi sudah
bersingungan satu sama lain, sehingga arus yang bisa melewati kecil sekali atau
hampir nol.
Bukan suatu kebetulan bahwa kenyataannya bahwa VGS(off)=-4V dan
VP=4V. Ternyata memang pada saat demikian lapisan deplesi
bersentuhan atau hampir bersentuhan. Maka di datasheet biasanya hanya ada satu
besaran yang tertera VGS(off) atau VP. Oleh karena
sudah diketahui hubungan persamaan :
VGS(off) = -VP
d.
Pabrikasi
JFET
Kalau
sebelumnya sudah dijelaskan bagaimana struktur JFET secara teoritis, maka
gambar berikut adalah bagaimana sebenarnya transistor JFET-n dibuat.
Gambar
2.8 Struktur penampang JFET-n
Transistor JFET-n dibuat di atas satu lempengan semikonduktor tipe-p
sebagai subtrat (subtrate) atau
dasar (base). Untuk membuat kanal n, di atas subtrat di-implant
semikonduktor tipe n yaitu dengan memberikan doping elektron. Kanal-n ini akan
menjadi drain dan source. Kemudian di atas kanal-n dibuat implant tipe-p,
caranya adalah dengan memberi doping p (hole). Implant tipe p ini yang
menjadi gate. Gate dan subtrat disambungkan secara internal.
2.3 Transistor MOSFET (Metal
oxide FET)
Mirip seperti JFET, transistor MOSFET
(Metal oxide FET) memiliki drain, source dan gate.
Namun perbedaannya gate terisolasi oleh suatu bahan oksida. Gate sendiri terbuat dari bahan metal seperti aluminium. Oleh
karena itulah transistor ini dinamakan metal-oxide. Karena gate
yang terisolasi, sering jenis transistor ini disebut juga IGFET yaitu insulated-gate FET.
Ada dua jenis MOSFET, yang pertama jenis depletion-mode dan yang kedua jenis enhancement-mode. Jenis
MOSFET yang kedua adalah komponen utama dari gerbang logika dalam bentuk IC (integrated
circuit), uC (micro controller) dan uP (micro processor) yang
tidak lain adalah komponen utama dari komputer modern saat ini.
a.
MOSFET
depletion-mode
Gambar berikut menunjukkan struktur dari transistor jenis ini. Pada sebuah
kanal semikonduktor tipe n terdapat semikonduktor tipe p dengan menyisakan
sedikit celah. Dengan demikian diharapkan elektron akan mengalir dari source
menuju drain melalui celah sempit ini. Gate terbuat dari metal (seperti
aluminium) dan terisolasi oleh bahan oksida tipis SiO2 yang tidak lain adalah kaca.
Gambar
2.9 Struktur MOSFET depletion-mode
Semikonduktor tipe p di sini disebut subtrat p dan biasanya dihubung
singkat dengan source. Ingat seperti pada transistor JFET lapisan deplesi mulai
membuka jika VGS = 0. Dengan menghubung singkat subtrat p
dengan source diharapkan ketebalan lapisan deplesi yang terbentuk
antara subtrat dengan kanal adalah maksimum. Sehingga ketebalan lapisan deplesi
selanjutnya hanya akan ditentukan oleh tegangan gate terhadap source. Pada
gambar, lapisan deplesi yang dimaksud ditunjukkan pada daerah yang
berwarna kuning. Semakin negatif tegangan gate terhadap source, akan
semakin kecil arus drain yang bisa lewat atau bahkan menjadi 0 pada tegangan
negatif tertentu. Karena lapisan deplesi telah menutup kanal. Selanjutnya jika
tegangan gate dinaikkan sama dengan tegangan source, arus akan mengalir. Karena
lapisan deplesi muali membuka. Sampai di sini prinsip kerja transistor
MOSFET depletion-mode tidak berbeda dengan transistor JFET.
Karena gate yang terisolasi, tegangan kerja VGS boleh positif. Jika VGS semakin
positif, arus elektron yang mengalir dapat semakin besar. Di sini letak
perbedaannya dengan JFET, transistor MOSFET depletion-mode bisa
bekerja sampai tegangan gate positif. Pabrikasi
MOSFET depletion-mode :
Gambar
2.10 Penampang D-MOSFET (depletion-mode)
Struktur ini adalah penampang MOSFET depletion-mode yang
dibuat di atas sebuah lempengan semikonduktor tipe p. Implant semikonduktor
tipe n dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat celah kanal tipe n. Kanal ini
menghubungkan drain dengan source dan tepat berada di bawah gate. Gate terbuat
dari metal aluminium yang diisolasi dengan lapisan SiO2 (kaca).
Dalam beberapa buku, transistor MOSFET depletion-mode disebut
juga dengan nama D-MOSFET.
Kurva drain MOSFET depeletion mode, analisa kurva drain dilakukan dengan mencoba beberapa tegangan gate VGS konstan,
lalu dibuat grafik hubungan antara arus drain ID terhadap
tegangan VDS.
Gambar
2.11 Kurva drain transistor MOSFET depletion-mode
Dari kurva ini terlihat jelas bahwa transistor MOSFET depletion-mode dapat
bekerja (ON) mulai dari tegangan
VGS negatif sampai positif. Terdapat dua daerah kerja, yang
pertama adalahdaerah ohmic dimana
resistansi drain-source adalah fungsi dari :
RDS(on) = VDS/IDS
Jika tegangan VGS tetap dan VDS terus
dinaikkan, transistor selanjutnya akan berada pada daerah saturasi. Jika keadaan ini tercapai, arus IDS adalah
konstan. Tentu saja ada tegangan VGS(max), yang diperbolehkan.
Karena jika lebih dari tegangan ini akan dapat merusak isolasi gate yang tipis
alias merusak transistor itu sendiri.
b.
MOSFET Enhancement-mode
Jenis transistor MOSFET yang kedua adalah MOSFET enhancement-mode.
Transistor ini adalah evolusi jenius berikutnya setelah penemuan MOSFET depletion-mode. Gate
terbuat dari metal aluminium dan terisolasi oleh lapisan SiO2 sama
seperti transistor MOSFET depletion-mode. Perbedaan struktur yang mendasar adalah, subtrat pada
transistor MOSFET enhancement-mode sekarang dibuat
sampai menyentuh gate,
seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar
2.12 Struktur MOSFET enhancement-mode
Gambar atas ini adalah transistor MOSFET enhancement mode kanal
n. Jika tegangan gate VGSdibuat negatif, tentu saja arus elektron
tidak dapat mengalir. Juga ketika VGS=0 ternyata arus belum juga
bisa mengalir, karena tidak ada
lapisan deplesi maupun celah yang bisa dialiri elektron.
Satu-satunya jalan adalah dengan memberi tegangan VGS positif. Karena subtrat terhubung dengan
source, maka jika tegangan gate positif berarti tegangan gate terhadap subtrat
juga positif.
Tegangan positif ini akan menyebabkan elektron tertarik ke arah subtrat p. Elektron-elektron akan
bergabung dengan hole yang ada pada subtrat p. Karena potensial gate lebih
positif, maka elektron terlebih dahulu tertarik dan menumpuk di sisi subtrat
yang berbatasan dengan gate. Elektron akan terus menumpuk dan tidak dapat
mengalir menuju gate karena terisolasi oleh bahan insulator SiO2 (kaca).
Jika tegangan gate cukup positif, maka tumpukan elektron akan menyebabkan
terbentuknya semacam lapisan n yang
negatif dan seketika itulah arus drain dan source dapat mengalir.
Lapisan yang terbentuk ini disebut dengan istilah inversion layer. Kira-kira
terjemahannya adalah lapisan dengan tipe yang berbalikan. Di sini karena
subtratnya tipe p, maka lapisaninversion yang terbentuk adalah
bermuatan negatif atau tipe n.
Tentu ada tegangan minimum dimana lapisan inversion n mulai
terbentuk. Tegangan minimun ini
disebut tegangan threshold VGS(th). Tegangan VGS(th) oleh
pabrik pembuat tertera di dalam datasheet. Di sini letak perbedaan utama
prinsip kerja transitor MOSFET enhancement-modedibandingkan dengan
JFET. Jika pada tegangan VGS = 0 , transistor JFET sudah
bekerja atau ON, maka transistor MOSFET enhancement-mode masih OFF. Dikatakan
bahwa JFET adalah komponen normally
ON dan MOSFET adalah komponen normally OFF.
Transistor MOSFET enhacement mode dalam beberapa literatur
disebut juga dengan nama E-MOSFET.
Gambar
2.13 Penampang E-MOSFET (enhancement-mode)
Gambar diatas adalah bagaimana transistor MOSFET enhancement-mode dibuat.
Sama seperti MOSFET depletion-mode, tetapi perbedaannya disini
tidak ada kanal yang menghubungkan drain dengan source. Kanal n akan terbentuk
(enhanced) dengan memberi tegangan VGSdiatas
tegangan threshold tertentu. Inilah struktur transistor yang
paling banyak di terapkan dalam IC digital.
Kurva Drain MOSFET enhacement-mode mirip seperti kurva D-MOSFET, kurva drain transistor E-MOSFET adalah
seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut. Namun di sini VGS semua
bernilai positif. Garis kurva paling bawah adalah garis kurva dimana transistor
mulai ON. Tegangan VGS pada garis kurva ini disebut tegangan
threshold VGS(th).
Gambar
2.14 Kurva drain E-MOSFET
Karena transistor MOSFET umumnya digunakan sebagai saklar (switch),
parameter yang penting pada transistor E-MOSFET adalah resistansi drain-source.
Biasanya yang tercantum pada datasheet adalah resistansi pada saat transistor
ON. Resistansi ini dinamakan RDS(on). Besar resistansi bervariasi
mulai dari 0.3 Ohm sampai puluhan Ohm. Untuk aplikasi power switching,
semakin kecil resistansi RDS(on) maka semakin baik transistor
tersebut. Karena akan memperkecil rugi-rugi disipasi daya dalam bentuk panas.
Juga penting diketahui parameter arus drain maksimum ID(max) dan
disipasi daya maksimum PD(max).
Garis putus-putus pada simbol transistor MOSFET menunjukkan struktur
transistor yang terdiri drain, source dan subtrat serta gate yang terisolasi.
Arah panah pada subtrat menunjukkan type lapisan yang terbentuk pada subtrat
ketika transistor ON sekaligus menunjukkan type kanal transistor tersebut.
Gambar 2.15 Simbol MOSFET, (a)
kanal-n (b) kanal-p
Kedua simbol di atas dapat digunakan untuk mengambarkan D-MOSFET maupun
E-MOSFET. Transistor MOSFET dalam berbagai referensi disingkat dengan nama
transistor MOS. Dua jenis
tipe n atau p dibedakan dengan nama NMOS dan PMOS.
Simbol untuk menggambarkan MOS tipe depletion-mode dibedakan dengan tipe
enhancement-mode. Pembedaan ini perlu untuk rangkaian-rangkaian rumit yang
terdiri dari kedua jenis transistor tersebut.
Gambar
2.16 Simbol transistor (a)NMOS (b)PMOS tipe depletion mode
Gambar
2.17 Simbol transistor (a)NMOS (b)PMOS tipe enhancement mode
Transistor MOS adalah tipe transistor yang paling banyak dipakai untuk
membuat rangkaian gerbang logika. Ratusan bahkan ribuan gerbang logika dirangkai di dalam
sebuah IC (integrated circuit) menjadi komponen yang canggih seperti
mikrokontroler dan mikroposesor. Contoh gerbang logika yang paling dasar adalah
sebuah inverter.
Gambar
2.18 Gerbang NOT Inverter MOS
Gerbang inverter MOS di atas terdiri dari 2 buah transistor Q1 dan Q2.
Transistor Q1 adalah transistor NMOS depletion-mode yang pada
rangkaian ini berlaku sebagai beban RL untuk transistor Q2.
Seperti yang sudah dimaklumi, beban RL ini tidak lain adalah resistansi RDS(on)dari
transistor Q1. Transistor Q2 adalah transistor NMOS enhancement-mode. Di
sini transistor Q2 berfungsi sebagai saklar (switch) yang bisa membuka
atau menutup (ON/OFF). Transistor ON atau OFF tergantung dari tegangan input.
Jika tegangan input A = 0 volt (logik 0), maka saklar Q2 membuka dan
tegangan output Y = VDD (logik 1). Dan sebaliknya jika input A
= VDD (logik 1) maka saklar menutup dan tegangan output Y = 0
volt (logik 0). Inverter ini tidak lain adalah gerbang NOT, dimana keadaan output adalah kebalikan dari input.
Gerbang dasar lainnya dalah seperti gerbang NAND dan NOR.
Contoh diagram berikut adalah gerbang NAND dan NOR yang memiliki dua input A
dan B.
Gambar
2.19 Gerbang NAND transistor MOS
Gambar
2.20 Gerbang NOR transistor MOS
Bagaimana caranya membuat gerbang AND dan OR. Tentu saja bisa dengan
menambahkan sebuah inverter di depan gerbang NAND dan NOR. CMOS adalah evolusi dari komponen
digital yang paling banyak digunakan karena memiliki karakteristik konsumsi
daya yang sangat kecil. CMOS adalah singkatan dari Complementary MOS, yang
strukturnya terdiri dari dua jenis transistor PMOS dan NMOS. Keduanya adalah
transistor MOS tipe
enhacement-mode.
Inverter gerbang NOT dengan struktur CMOS adalah seperti gambar yang
berikut ini. Beban RL yang sebelumnya menggunakan
transistor NMOS tipe depletion-mode, digantikan oleh transistor PMOS
enhancement-mode.
Gambar 2.21 Gerbang NOT inverter
CMOS
Namun disini Q1 bukan sebagai beban, tetapi kedua transistor berfungsi
sebagai complementrary switch yang bekerja bergantian. Jika input 0
(low) maka transistor Q1 menutup dan sebaliknya Q2 membuka,
sehingga keluaran tersambung ke VDD (high). Sebaliknya jika input 1 (high)
maka transistor Q1 akan membuka dan Q2 menutup, sehingga keluaran terhubung
dengan ground 0 volt (low).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
FET (Field Effect Transistor)
atau sering disebut sebagai transistor efek medan mempunyai fungsi yang hampir
sama dengan transistor bipolar. FET arus output (ID) dikendalikan
oleh tegangan input (VGS), karena arus input adalah nol. Sehingga resistansi
input FET sangat besar, dalam orde puluhan mega ohm. Kelebihan FET (Field Effect Transistor) : hambatan dalam input sangat besar, yaitu sekitar ~ 106
Ω untuk JFET (Junction FET) dan ~ 108 Ω untuk MOSFET (Metal Oxide Semiconductor
FET), noisenya kecil, karena karena pembawa muatan pada FET tidak melewati
hubungan p-n sama sekali,densitas FET
sangat tinggi sehingga dapat dibentuk rangkaian integrasi lebih padat dan lebih stabil terhadap suhu. Kekurangan FET (Field Effect
Transistor) : kecepatan switchingnya lebih rendah/lambat dan tidak mampu menanggani daya
besar, walaupun saat ini sudah ada FET yang mampu bekerja untuk daya besar.
struktur transistor JFET kanal n dan
kanal p. Kanal n dibuat dari bahan semikonduktor tipe n dan kanal p dibuat dari
semikonduktor tipe p. transistor MOSFET (Metal
oxide FET) memiliki drain, source dan gate. Namun
perbedaannya gate terisolasi oleh suatu bahan oksida. Gate sendiri terbuat dari bahan metal seperti aluminium. Ada dua
jenis MOSFET, yang pertama jenis depletion-mode dan yang kedua jenis enhancement-mode.
3.2 Saran
Sebaiknya
teknologi FET ini terus di kembangkan dan diadakan pembaharuan untuk
meningkatkan kualitasnya supaya menjadi lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Robert T. Paynter, 2006, Introductory Electronic Devices and Circuits Conventional Current Flow,
seventh edition, Prenhall Inc. New Jersey USA.
Thomas Floyd, David Buchla, 2002, Fundamentals of Analog Circuits, second edition, Prentice Hall Inc.
New Jersey, USA.
Michael Tooley, Irzam Harmein, 2003, Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi,
edisi kedua, Erlangga, Jakarta.
Comments
Post a Comment