MAKALAH
APLIKASI SISTEM ADAPTIF
OLEH :
SUPRIADI SABUKTIONO
E1D1 14 037
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
HALU OLEO
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta
yang telah memberikan taufiq, rahmat, hidayah serta hidayahnya sehingga saya dapat
beraktivitas untuk menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “ Aplikasi Kendali Adaptif Pada
Pengendalian Plant Pengatur Suhu Dengan Self Tuning Regulator (STR) “. Saya
berharap karya ilmiah ini dapat membantu dan menambah wawasan saudara-saudari
yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas tentang “Aplikasi Sistem Adaptif “.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas sistem adaptif yang diberikan oleh
dosen mata kuliah sistem
adaptif yang berisi
informasi tentang “Aplikasi Kendali
Adaptif Pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu Dengan Self Tuning Regulator
(STR) “. Dan saya harapkan pembaca dapat
mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan aplikasi system adaptif yang
akan penulis bahas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan
datang.
Akhir kata,penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
terutama bagi pembaca. Terima kasih,
Kendari, 06 Juni 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar ..........................................................................................................
Daftar
Isi .....................................................................................................................
BAB
I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................
BAB
II Pembahasan
2.1 Teknik Kendali Adaptif ............................................................................
2.2 Self-Tuning Regulator (STR) ...................................................................
2.3 Estimasi Menggunakan
Algoritma LeastMean Squares (LMS) ..........
2.4 Pengendali Menggunakan
Metode Penempatan Pole
(Pole Placement) ........................................................................................
2.5 Sistem Termal Pada Plant
Pengatur Suhu ..............................................
2.6 Analisis Pengaruh Perubahan Laju Konvergensi .................................
2.7 Referensi Berubah Naik ..........................................................................
2.8 Referensi Berubah Turun ........................................................................
2.9 Gangguan ...................................................................................................
BAB
III Penutup
3.1 Kesimpulan .................................................................................................
3.2 Saran ...........................................................................................................
Daftar
Pustaka ...........................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Sebuah
pendekatan dalam pengendalian plant yang
parameter-parameternya tidak diketahui dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik kendali adaptif. Dengan teknik kendali
adaptif maka parameter – parameter
plant dan pengendali
dapat diadaptasi sendiri oleh
sistem dengan proses estimasi parameter ataupun mekanisme
pengaturan. Parameter – parameter
dari hasil estimasi
ataupun mekanisme pengaturan dipakai
untuk mengupdate parameter pengendali
hingga tercapai keluaran sistem sesuai dengan referensi atau
modelnya.
Pada makalah ini mengaplikasikan teknik kendali adaptif
dengan skema Self
Tuning Regulator (STR) pada
pengendalian plant pengatur
suhu. Dengan sistem kendali ini, keluaran dari plant yang dikendalikan akan
mengikuti referensi. Pengujian terhadap sistem
dilakukan dengan pengujian pengaruh nilai laju konvergensi,
pengujian referensi naik, pengujian referensi
turun dan pemberian gangguan.
1.2.Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian dari teknik kendali adaptif ?
2. Apa pengertian dari STR ?
3. Apa pengertian dari LMS ?
4. Apa pengertian dari pole placement ?
5.
Apa
pengertian dari konvergensi
?
1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah:
1.
Mengetahui
pengertian dari teknik kendali adaptif
2.
Mengetahui
pengertian dari STR
3.
Mengetahui
pengertian dari LMS
4.
Mengetahui
pengertian dari pole placement
5.
Mengetahui
pengertian dari konvergensi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Teknik Kendali Adaptif
Teknik
kendali adaptif merupakan
teknik kendali yang dilengkapi
dengan algoritma
pembelajaran. Teknik kendali
adaptif didefinisikan juga sebagai
sistem kendali dimana
paramaterparameternya dapat diatur
dan juga memiliki mekanisme untuk
mengatur parameter-parameter
tersebut. Skema dari
sistem kendali adaptif
terdiri dari dua kalang. Kalang yang pertama adalah kalang umpan balik
biasa dengan pengendali
dan plant, sedang kalang
kedua adalah kalang
pengaturan parameter. Blok diagram dari sistem kendali adaptif ditunjukkan
pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Blok
Diagram Sistem Adaptif
Pada teknik
kendali adaptif terdapat
empat skema, yaitu Gain
Schedulling, Model-Reference Adaptive Control (MRAC),
Self-Tuning Regulator (STR), dan Dual Control.
2.2
Self-Tuning Regulator (STR)
Self-Tuning
Regulator (STR) adalah
salah satu skema teknik
kendali adaptif, dimana parameter dari sistem diestimasi dan
hasil estimasi parameter yang
telah dihitung digunakan
untuk mendapatkan parameter kontrol. Skema STR secara lengkap
ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Skema
Dasar STR
Skema
STR termasuk indirect
adaptive controller Pada indirect
adaptive controller,
estimasi dari paramater-parameter proses
secara terus-menerus
di-update dan parameter
pengendali didapatkan dari solusi
dengan menggunakan parameter yang
diestimasi. Parameter pengendali diatur oleh
kalang yang terdapat
di bagian luar, yang terdiri dari
blok estimasi parameter
dan blok perhitungan desain
pengendali. Pada skema
STR, parameter pengendali atau
parameter proses diestimasi
secara real-time.
Parameter-parameter
plant dari model diestimasi secara on-line, dan blok “Estimasi” pada Gambar 2.2
melaksanakan estimasi dari
parameterparameter proses. Blok
ini adalah estimator
yang bekerja secara rekursi.
Blok “Desain Pengendali” melakukan perhitungan
yang diperlukan untuk mendesain pengendali.
Blok “Pengendali” adalah implementasi pengontrolan
dengan parameter-parameter yang
didapatkan dari blok
“Desain Pengendali”.
Blok
diagram yang ditunjukkan
pada Gambar 2.2 mempunyai
banyak pilihan yang
dapat digunakan untuk model
dan struktur dari
sistem kendali adaptif. Pada Tugas
Akhir ini, proses akan diestimasi
dengan menggunakan algoritma
LeastMean Squares (LMS)
sedangkan untuk desain pengendali akan menggunakan metode
penempatan pole (Pole Placement).
2.3
Estimasi Menggunakan Algoritma LeastMean
Squares (LMS)
Pada blok
“Estimasi’, estimasi proses akan dilakukan dengan
algoritma LMS. Pada
sistem kendali adaptif estimasi dilakukan secara real-time, hal ini
dapat dilihat adanya
estimator parameter rekursif yang
ditunjukkan secara eksplisit
pada skema STR. Pada sistem kendali adaptif, parameter dari proses
berubah secara kontinyu,
sehingga diperlukan metode estimasi
yang dapat mengupdate
parameter secara berulang-ulang, dan hal ini dapat dilakukan dengan
metode LMS.
Setelah
bobot-bobot parameter sudah diestimasi dengan
algoritma LMS, maka
bobot parameter-parameter
dari model matematika diberikan pada
blok “Desain Pengendali”
yang kemudian diberikan pada
blok “Pengendali.” Metode yang
digunakan pada blok
“Pengendali” sendiri adalah metode penempatan pole.
2.4
Pengendali Menggunakan Metode Penempatan Pole (Pole Placement)
Metode
penempatan pole adalah
metode yang dapat digunakan sebagai pengendali. Ide dasar dari metode
ini adalah menentukan
besarnya nilai sinyal kendali
untuk dikirim ke
plant yang akan memberikan respon berdasar pole
yang diinginkan. Blok diagram dari
metode penempatan pole ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Blok
Diagram Metode Penempatan Pole
Berdasar
blok diagram pada
Gambar 2.3 untuk
mengendalikan keluaran y(k)
di titik nilai referensi r(k),
dapat dilakukan dengan menggunakan sinyal
kendali yang didapatkan dengan menggunakan persamaan :
2.5 Sistem Termal Pada
Plant Pengatur Suhu
Sistem
termal pada plant
pengatur suhu dengan menganggap
bahwa kotak plant
terisolasi sehingga rugi (kehilangan) kalor ke udara sekeliling dapat
diabaikan, hal ini ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4
Sistem Termal Pada Plant Pengatur Suhu
Dari
Gambar 2.4 dapat didefinisikan :
Ti = Temperatur keadaan tunak udara masuk, o
C
T = Temperatur keadan
tunak udara keluar, o C
G = Laju aliran udara
melalui ruang pemanas, kg/det
M = Udara yang
ditampung dalam ruang pemanas, kg
C = kalor jenis udara,
J/kg o C
R = Tahanan termal, o
C/W
C = Kapasitansi termal
dari udara yang dalam ruang pemanas = Mc,J/ o C
H = masukan kalor
keadaan tunak, W
Temperature udara masuk dianggap konstan dan masukan
kalor tiba – tiba diubah dari H menjadi H +
hi dimana hi menyatakan perubahan kecil
dari masukan kalor. Laju
keluar kalor kemudian
akan berubah perlahan –
lahan dari H
menjadi H + ho.
Akibatnya temperatur udara
keluar akan berubah dari T0 menjadi To + to. Untuk kasus
ini h0, C
dan R masing
– masing diperoleh :
2.6
Analisis Pengaruh Perubahan Laju
Konvergensi
Pada
pengujian ini digunakan
nilai laju konvergensi 0.01, 0.002, 0.001, 0.0002, dan 0.0001
pengaujian dilakukan sebelum
parameter bobot diperbarui dan
sesudah parameter bobot diperbaharui. Hasil
pengujian ditunjukkan pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Respon
Sistem Terhadap Perubahan Laju Konvergensi
Pada
pengujian terlihat respon
sistem berjalan lambat serta
waktu keadaan tunak
(steady state) lama pada nilai laju
konvergensi 0.0002 dan 0.0001
dan terjadi over
estimated pada nilai
laju konvergensi 0.01. Hal
ini sesuai dengan
teori bahwa jika nilai laju konvergensi terlalu kecil, maka
pembelajaran akan berlangsung
relatif lama sedangkan jika
terlalu besar, bobot
yang diperbaharui akan mengalami
over estimated, sehingga hal
ini akan memperngaruhi
dinamika keluaran plant pengatur suhu yang dikendalikannya. Untuk pengujian
dengan range nilai
laju konvergensi antara 0.001
sampai dengan 0.0001 respon
sistem dapat mengikuti
referensi dengan baik, sehingga
dapat dikatakan respon
plant pengatur suhu baik
untuk nilai laju
konvergensi 0.001 sampai dengan 0.0001.
Dari
grafik hasil pengujian
di atas dapat dilihat
bahwa untuk setiap
respon awal terjadi osilasi di sekitar referensi,
sehingga teknik kendali adaptif memerlukan
waktu sekitar 01
– 02 menit untuk
mencapai keadaan tunak
(steady-state) dan juga memiliki
overshoot. Adanya osilasi
di sekitar referensi
dikarenakan blok estimasi
dari teknik kendali adaptif masih
berusaha untuk mendapatkan bobot parameter-parameter proses yang tepat untuk mewakili proses yang sedang dikendalikan. Karena
parameter-parameter proses yang
diestimasi belum tepat mewakili
proses yang sedang
dikendalikan, hal ini mengakibatkan parameter-parameter kendali
yang ditentukan berdasar
parameter-parameter proses juga belum
tepat. Sehingga sinyal
kendali yang dikirim ke
plant pengatur suhu
masih belum tepat pada
referensi yang diberikan.
Setelah mengalami proses pembelajaran
sistem kendali adaptif akan
dapat menentukan bobot
dari parameter-parameter proses dengan tepat. Sehingga sinyal
kendali yang dikirim ke plant pengatur
suhu juga tepat pada referensi yang diberikan.
2.7
Referensi Berubah Naik
Pengujian
ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan sistem dalam
mengikuti perubahan referensi
yang berubah naik, dengan nilai perubahan mulai
500C, 600C, 700C. Hasil
pengujian ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Respon Sistem Terhadap Referensi Berubah
Naik
Dari
respon sistem diatas
terlihat respon sistem dengan nilai
laju konvergensi 0.001, terlihat adanya
osilasi pada respon
awal dan overshoot ketika referensi
dinaikkan. Hal ini
dikarenakan masukan referensi merupakan salah parameter yang
digunakan untuk memperbarui
parameter kendali, disamping kesalahan
dan keluaran sistem, sehingga update
parameter kendali mengalami
over shoot pada referensi
tinggi. Namun jika
pada referensi tinggi dipilih
nilai laju konvergensi
yang kecil, akan mengurangi
terjadinya osilasi pada
respon keluaran sistem. Hal ini dapat
ditunjukkan pada nilai laju
konvergensi 0.0002 dan
0.0001 yang tidak terlihat
adanya osilasi pada
respon awal dan relatif
lebih cepat mengikuti
referensi ketika referensi dinaikkan,
hal ini terlihat
dengan waktu yang lebih
kecil untuk mencapai
keadaan steadystate, hal ini
dikarenakan pada saat referensi awal, parameter kendali awal yang
diperbarui merupakan parameter
inisialisasi. Sedangkan ketika
referensi dinaikkan
parameter kendali telah
mengalami algoritma
pembelajaran sehingga respon
dapat mengikuti referensi dengan baik.
2.8
Referensi Berubah Turun
Pengujian
ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan sistem dalam
mengikuti perubahan
referensi yang berubah
turun, dengan nilai perubahan mulai
650C – 550C – 450C. Hasil pengujian ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Respon
Sistem Terhadap Referensi Berubah Turun
Dari respon
sistem sebelum parameter bobot diperbarui
terlihat adanya overshoot
dan respon sistem yang
berjalan lambat ketika
suhu referensi diturunkan, tapi
setelah parameter bobot diperbarui hampir
tidak terlihat over
shoot untuk nilai laju
konvergensi 0.0002 dan 0.0001 dan waktu yang
dibutuhkan untuk steady-state
relatif lebih cepat. Pada
pengujian ini terlihat
ketika suhu referesi diturunkan
waktu yang dibutuhkan
untuk steady-state relatif lama
dibandingkan dengan ketika suhu
dinaikkan hal ini
dikarenakan besar suhu referensi
mempengaruhi laju pembelajaran parameter kendalinya,
sehingga untuk referensi kecil laju pembelajaran semakin
lambat, perbedaan nilai laju konvergensi juga berpengaruh pada respon
penurunan suhu, dimana
semakin besar nilai
laju konvergensi respon sistem
semakin cepat mengikuti
referensi.
2.9
Gangguan
Tujuan
dari pengujian ini
adalah untuk mengetahui kehandalan
sistem adaptif dalam mengatasi gangguan
dari luar, pengujian dilakukan
dengan memberikan referensi
500C, setelah respon sistem
mencapai referensi, sistem
akan diberi gangguan dengan cara
menyalakan kipas yang akan menyerap
udara keluar sehingga
suhu plant akan turun.
Dari pengujian dengan
variasi nilai laju konvergensi ditunjukkan pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8
Respon Sistem Terhadap Gangguan
Dari
respon sistem terlihat
bahwa ketika diberi gangguan
respon sistem akan
mengalami penurunan, namun secara
adaptif sistem dapat mengatasi gangguan
yang diberikan dan
sistem akan kembali mengikuti
referensi. Pada pengujian dengan gangguan,
nilai laju konvergensi
akan memepengaruhi besarnya penurunan
suhu dan kemampuan sistem
kendali adaptif untuk beradaptasi atau
mengatasi gangguan, dimana semakin besar nilai laju konvergensi
maka penuruna suhu semakin kecil
dan waktu yang
dibutuhkan
untuk
kembali ke referensi juga semakin kecil,
hal ini dapat dijelaskan
bahwa untuk nilai
laju konvergensi yang besar laju
pembelajaran terhadap perubahan parameter semakin cepat, dengan adanya gagguan yang
menyebabkam error antara keluaran model dan
sistem akan semakin
cepat dieliminasi dengan konsekuensi
akan terjadi lonjakan
sebelum mencapai referensi, namum
secara umum dapat dikatakan sistem
kendali adaptif mempunyai keandalan dalam mengatasi gangguan
dibandingkan dengan sistem kendali konvensional.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Algoritma
least-mean squares (LMS) sebagai
estimator dan metode
penempatan pole (pole placement)
sebagai pengendali dapat digunakan
pada plant pengatur
suhu dengan teknik kendali adaptif menggunakan skema self-tuning
regulator (STR). Sistem Kendali Adaptif model
Self Tuning Regulator (STR)
dapat mengadaptasi parameter kendali
sistem pengatur suhu dengan
baik untuk range
nilai laju konvergensi 0.001
sampai 0.0001.
Pemilihan
nilai laju konvergensi
sangat mempengaruhi respon sistem,
semakin besar nilai laju
konvergensi maka respon sistem
akan berosilasi disekitar
referensi sedangkan semakin kecil
nilai laju konvergensi akan
menghasilkan respon sistem yang
lambat dalam mengikuti referensi. Sistem adaptif
mempunyai kehandalan dalam mengatasi
dan mengeliminasi gangguan dari
luar.
3.2
Saran
Algoritma untuk estimasi dan pengontrolan dapat diganti
dengan algoritma yang
lain, seperti IIR-LMS atau
Recursive LeastSquare (RLS) untuk estimasi dan PID untuk
pengontrolan yang dapat
memberikan respon dan stabiltas
sistem yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Bernard Widrow and
Samuel D. Stearns, Adaptive Signal Processing,
Prentice-Hall, Inc., 1985.
Astrom,K.J.
and B. Wittenmark,
Adaptive Control, Addison-wesley, Reading, MA, 1995
Ogata,
Katsuhiko, Discrete-time Control Systems, Prentice-Hall
International, Inc.,
Englewood
Cliffs, New Jersey, 1987.
Ogata,
Katsuhiko, Teknik Kendali
Otomatik, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1991.
Benjamin
C.Kuo, Teknik Kendali
Automatik, Jilid I, Prenhallindo, Jakarta, 1995
Ario
Suryo Kusumo, Buku
Latihan Microsoft Visual Basic 6.0, Elex
Media Komputindo, Jakarta, 2000
Pamungkas,
Tip&Trik Microsoft Visual
Basic 6.0, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000
Comments
Post a Comment