MAKALAH
ELEKTRONIKA ANALOG
OLEH :
SUPRIADI SABUKTIONO
E1D1 14 037
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
HALU OLEO
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta
yang telah memberikan taufiq, rahmat, hidayah serta hidayahnya sehingga saya dapat
beraktivitas untuk menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “ Elektronika
Analog “ ini. Saya berharap karya ilmiah ini dapat membantu dan menambah
wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas
tentang “ Elektronika Analog “.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Elektronika
Analog yang diberikan oleh dosen
mata kuliah Praktikum Elektronika Analog yang berisi informasi tentang “ Elektronika Analog “. Dan saya harapkan pembaca dapat
mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan Elektronika
Analog yang akan penulis bahas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan
datang.
Akhir kata,penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
terutama bagi pembaca. Terima kasih,
Kendari, 25 November 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar .....................................................................................................................
Daftar
Isi ................................................................................................................................
BAB
I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................
BAB
II Pembahasan
2.1 Elektronika Analog ................................................................................................
2.2 Sejarah Elektronika ...............................................................................................
2.3 Komponen Elektronika Dan
Fungsinya ..............................................................
2.4
Aplikasi Pada Alat Kelistrikan .............................................................................
BAB
III Penutup
3.1
Kesimpulan .............................................................................................................
3.2
Saran .......................................................................................................................
Daftar
Pustaka ......................................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Di zaman era
globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi tampak maju pesat. Hal ini terbukti pada dunia
elektronika yang makin menyebar luas disebabkan pada
dunia pendidikan yang sudah mulai mengupas dan melakukan berbagai macam pengujian, sehingga hal tersebut dapat
menjadi acuan berkembanganya dunia elektronika.
Pada umumnya suatu alat elektronika memiliki potensi yang lebih luas karena hampir semua orang
membutuhkannya, contoh kecil untuk keperluan rumah tangga, dikantor dan di lingkungan
sekelilingnya. Rangkaian elektronika mempunyai dua
jenis dan tipe yaitu analog dan digital, dimana pada tipe analog masih sangat kurang teknologi yang digunakan, karena
kurang efisien dan praktis dalam penggunaannya
ketimbang dengan tipe digital, selain itu pula yang berjenis digital lebih banyak dijual, bahkan harganya
lebih murah.
Setiap
orang sering merasa khawatir karena makin banyaknya tindak kejahatan yang
terjadi dimana-mana, oleh karena itu dalam hal keamanan, mereka sering
menggunakan alarm untuk menghindari dari suatu kejadian yang tidak diinginkan.
Dengan dasar itulah Penulis mencoba memperkenalkan suatu alat yang diberi nama
“Alarm Pintu Menggunakan Sensor Ultrasonic”, dimana dalam mengaplikasikan alat
ini menggunakan komponen-komponen yang dikenal / sering digunakan antara lain
Tranduser ultrasonic, pemancar, dan penerima. Alat ini bisa dipasang di depan
pagar atau di depan pintu rumah dengan posisi tersembunyi agar tidak mudah
diketahui orang lain. Alat ini juga bisa digunakan dalam sistem otomatisasi
pada pintu pagar dikantor, pintu masuk dan keluar yang ada di Mall, pintu lift,
dengan menggunakan motor DC yang dihubungkan agar dapat menggerakkan / menutup
pintu otomatis ketika pintu sudah terbuka, sehingga pintu tidak dapat dibuka
lagi, yang dapat digunakan dalam aplikasi sistem keamanan yang lebih canggih
dengan komponen yang lebih banyak juga, dan masih banyak juga fungsinya sesuai
dengan kebutuhan.
1.2.Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian elektronika analog ?
2. Bagaimana sejarah elektronika analog ?
3. Apa saja komponen elektronika dan
fungsinya ?
4. Apa saja contoh aplikasinya pada alat kelistrikan ?
1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dari makalah ini adalah:
1.
Mengetahui
pengertian elektronika analog
2.
Mengetahui
sejarah
elektronika analog
3.
Mengetahui
sejarah elektronika analog
4. Mengetahui contoh
aplikasinya pada alat kelistrikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Elektronika Analog
Elektronika merupakan ilmu yang
mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron
atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat
seperti komputer,
peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor,
dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan
cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan
pembuatan sirkuit elektroniknya
adalah bagian dari teknik elektro, teknik
komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi. Alat-alat yang menggunakan dasar kerja
elektronika ini disebut sebagai peralatan elektronik (electronic devices).
Contoh peralatan (piranti) elektronik ini: Tabung Sinar Katode (Cathode Ray
Tube, CRT),
radio,
TV,
perekam kaset, perekam kaset video (VCR),
perekam VCD,
perekam DVD,
kamera video, kamera digital, komputer
pribadi desk-top, komputer Laptop,
PDA
(komputer saku), robot, smart card dan lain-lain.
Elektronika
analog ialah bidang elektronika dimana sinyal listrik yang terlibat bersifat
kontinue, sedangkan komponen yang digunakan umumnya disebut komponen diskrit.
Beda dengan elektronika digital dimana sinyal listrik yang terlibat merupakan
sinyal 0V atau 5 V (sinyal digital berlogika 0 atau 1).
Analog
merupakan proses pengiriman sinyal dalam bentuk gelombang. Misalnya ketika
seseorang berkomunikasi dengan menggunakan telepon, maka suara yang dikirimkan
melalui jaringan telepon tersebut dilewatkan melalui gelombang. Dan kemudian,
ketika gelombang ini diterima, maka gelombang tersebutlah yang diterjemahkan
kembali ke dalam bentuk suara, sehingga si penerima dapat mendengarkan apa yang
disampaikan oleh pembicara lainnya dari komunikasi tersebut. Kelebihan: Tidak
mudah dimakan usia, Biaya yang digunakan murah dan Hasil yang didapatkan dapat
diuji ketepatannya. Kelemahan: Tidak
efesien dan Lambat pengoperasiannya.
a.
Sinyal
Analog
Sinyal analog adalah
istilah yang digunakan dalam ilmu teknik (terutama teknik elektro, teknik
informasi, dan teknik kendali), yaitu suatu besaran yang berubah dalam waktu
atau dan dalam ruang, dan yang mempunyai semua nilai untuk untuk setiap nilai
waktu (dan atau setiap nilai ruang). Digunakan juga istilah Sinyal Kontinyu,
untuk menggambarkan bahwa besaran itu mempunyai nilai yang kontinyu (tak
terputus).
Contoh Sinyal Analog
yang paling mudah adalah suara,seperti pada teknologi telepon atau radio
konvensional, sinyal gambar (foto) pada kamera konvensional, sinyal video pada
televisi konvensional.
b.
Data
Analog
Data dalam bentuk
gelombang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik
gelombang. Dua parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat
analog adalah amplitude dan frekuensi. Gelombang pada sinyal analog yang
umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu
amplitude, frekuensi dan phase.
·
Amplitudo merupakan
ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.
·
Frekuensi
adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.
·
Phase adalah
besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.
Data Analog
disebarluaskan melalui gelombang elekromagnetik (gelombang radio) secara terus
menerus , yang banyak dipengaruhi oleh factor ”pengganggu” . Analog
merupakan bentuk komunikasi elektromagnetik yang merupakan proses pengiriman
sinyal pada gelombang elektromagnetik dan bersifat variable yang berurutan . Jadi
sistem analog merupakan suatu bentuk sistem komunikasi elektromagnetik yang
menggantungkan proses pengiriman sinyalnya pada gelombang elektromagnetik.
Kecepatan gelombang ini
disebut dengan Hertz (Hz) yang diukur dalam satuan detik . Misal dalam satu detik
gelombang dikirim sebanyak 1000 , maka disebut dengan 1000 Hertz . Kekurangan
sistem analog ini adalah pengiriman sinyal agak lambat dan sering terjadi error
. Hal-hal seperti ini tidak terjadi pada sistem digital . Oleh karenanya saat
ini banyak peralatan maupun aplikasi yang beralih dari sistem analog menjadi
sistem digital.
2.2 Sejarah Elektronika
Sejarah
elektronika dimulai dari abad ke-20, dengan melibatkan tiga buah komponen utama
yaitu tabung hampa udara (vacuum tube), transistor dan sirkuit terpadu
(integrated circuit). Pada tahun 1883, Thomas Alva Edison berhasil menemukan
bahwa electron bisa berpindah dari sebuah konduktor ke konduktor lainnya
melewati ruang hampa. Penemuan konduksi atau perpindahan ini dikenal dengan
nama efek Ediosn. Pada tahun 1904, John Fleming menerapkan efek Edison ini
untuk menemukan dua buah elemen tabung electron yang dikenal dengan nama dioda,
dan Lee De Forest mengikutinya pada tahun 1906 dengan tabung tiga elemen, yang
disebut trioda. Tabung hampa udara menjadi divais yang dibuat untuk
memanipulasi kemungkinan energi listrik sehingga bisa diperkuat dan dikirimkan.
Aplikasi
tabung elktron pertama diterapkan dalam bidang komunikasi radio. Guglielmo
Marconi merintis pengembangan telegraf tanpa kabel(wireless telegraph) pada
tahun 1896 dan komunikasi radio jarak jauh pada tahun 1901. Pada tahun 1918,
Edwin Armstrong menemukan penerima "super-heterodyne" yang dapat
memilih sinyal radio atau stasion dan dapat menerima sinyal jarak jauh.
Armstrong juga menemukan modulasi frekuensi FM pita lebar (wide-band) pada
tahun 1935; sebelumnya hanya menggunakan AM atau modulasi amplitudo pada
rentang tahun 1920 sampai 1935. Bell Laboratories mengeluarkan televisi ke
publik pada tahun 1927, dan ini masih merupakan bentuk electromechanical.
Ketika sistem elektronik menjadi jaminan kualitas, para insinyur Bell Labs
memperkenalkan tabung gambar sinar katoda dan televisi berwarna. Namun Vladimir
Zworykin, seorang insinyur di Radio Corporation of America (RCA), dianggap
sebagai "bapak televisi" karena penemuannya, tabung gambar dan tabung
kamera iconoscope. Pada pertengahan tahun 1950-an, televisi telah melewati
radio untuk penggunaan di rumah dan hiburan.
Setelah
perang, tabung elektron digunakan untuk mengembangan komputer pertama, tapi tabung
ini tidak praktis karena ukuran komponen elektroniknya. Pada tahun 1947,
transistor ditemukan oleh tim insinyur dari Bell Laboratories. Fungsi
transistor seperti tabung hampa udara, tapi memiliki ukuran yang lebih kecil,
lebih ringan, konsumsi daya lebih kecil, dan lebih kuat, dan lebih murah untuk
diproduksi dengan adanya kombinasi penghubung metalnya dan bahan semikonductor.
Konsep
sirkuit terintegrasi diusulkan pada tahun 1952 oleh Geoffrey W. A. Dummer,
seorang ahli elektronika berkebangsaan Inggris dengan Royal Radar
Establishment-nya. Pada tahun 1961, sirkuit terintegrasi menjadi produksi penuh
oleh sejumlah perusahaan, dan desain peralatan berubah secara cepat dan dalam
beberapa arah yang berbeda untuk mengadaptasi teknologi.
2.3 Komponen Elektronika Dan Fungsinya
Komponen elektronika
adalah elemen terkecil dalam suatu rangkaian elektronika. Dalam rangkaian
elektronika pada umumnya terdiri dari komponen aktif
dan komponen pasif.
Setiap komponen
elektronika dibuat dengan nilai dan fungsi yang
berbeda berdasarkan produsen pembuat komponen elektronika
tersebut. Setiap komponen elektronika memiliki tipe, nilai dan simbol
yang berbeda-beda. Tipe dan nilai yang melekat pada suatu komponen elektronika memberikan arti
fungsi dan pabrikan pembuatnya. Sedangkan simbol komponen elektronika
ditentukan berdasarkan jenis dan fungsinya tanpa membedakan pabrik pembuat komponen elektronika tersebut. Kemudian berdasarkan fungsi dan cara
kerjanya komponen elektronika dibedakan menjadi komponen pasif
dan komponen aktif.
1. Komponen Elektronika Pasif
Komponen
pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak membutuhkan
suber tegangan atau sumber arus tersendiri. Komponen pasif pada umumnya
digunakan sebagai pembatas arus, pembagi tegangan, tank circuit dan filter
pasif. Komponen elektronika yang digolongkan sebagai komponen pasif diantarnya
adalah resistor, kapsitor, induktor,saklar dan diode. Berikut adalah definisi
dan fungsi secara umum dari komponen pasif tersebut :
a. Resistor
Resistor adalah
komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghambat/pembatas
arus listrik. Berikut adalah simbol dan salah satu bentuk fisik resistor.
Dalam
aplikasinya resistor dapat dirangkai secara seri dan paralel, pada rangkaian
seri maka resistor dapat difungsikan sebagai pembagi tegangan dengan
karakteristik nilai resistor akan bertambahsesuai dengan nilai resistor yang
dihubung seri tersebut. Kemudian resistor pada konfigurasi paralel resistor
berfungsi sebagai pembagi arus dan memiliki karkateristik nilai resistansi
menjadi lebih rendah berbanding terbalik dengan jumlah dan nilai resistansi
resistor yang diparalel.
b. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik sementara. Bentuk fisik salah satu kapasitor dan simbol kapasitor dapat dilihat seperti pada gambar berikut.
Besar kecilnya muatan listrik yang dapat disimpan olehkapasitor
sebanding dengan nilai kapasitas kapasitor tersebut. Selain sebagai penyimpan
muatan listrik kapasitor juga dapat digunakan sebagai penghubung atau coupling
sinyal atau isyarat AC dalam suatu rangkaian pemroses sinyal.
c. Induktor
Induktor atau kumparan adalah komponen elektronika yang dibuat dari kawat email yang dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki nilai reaktansi. Induktor dapat digunakan untuk menahan arus AC dan melewatkan arus DC. Bentuk dan simbol induktor secara umum dapat dilihat pada gambar berikut.
Induktor bersama resistor dan kapasitor dapat digunakan sebagaisuatu
filter atau tapis dalam rangkaian pemroses sinyal. Induktor dapat banyak di
jumpai dalam perangkat elektronika yang bekerja sebagai pemroses sinyal radio.
d. Saklar
Saklar adalah komponen elektronika yang bekerja sebagai pemutus atau
pemilih sinyal secara mekanik. Saklar memiliki dua bagian utama yaitu kontaktor
dan tuas saklar.Salah satu bentuk dan simbol saklar dapat dilihat pada
gambarberikut.
Dalam menjalankan tugasnya saklar membutuhkan operator sebagai
penggerak tuas. Operator tuas saklar dapat berupa suatu sistem elektro mekanis
maupun operator manusia secara manual.
e. Diode
Diode adalah komponen pasif yang dibuat dari bahan semikonduktor. Dioda berfungsi untukmengalirkan arus listri DC dalam satu arah saja. Dioda dibangun menggunakan dua lempeng bahan semikonduktor tipe P dan tipe N. Simbol dan salah satu bentuk fisik dioda dapat dilihat pada gambar berikut.
Dioda memiliki 2 kaki yaitu kaki Anoda dan Kaki Katoda, pada prinsipnya
dioda akan mengalirkan arus DC dari Anoda ke Katoda. Pada aplikasi lain dioda
dapat berfungsi sebagai penyearah gelombang AC.
2. Komponen Elektronika Aktif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya membutuhkan sumber tegangan atau sumber arus dari luar. Ada banyak tipe komponen aktif yang digunakan dalam rangkaian atau sitem elektronika. Secara umum komponen aktif dibangun mengunakan bahan semikonduktor yang didesain sedemikian rupa sehingga memiliki fungsi, nilai dan kapasitas sesuai kebutuhan yang diinginkan. Beberapa contoh komponen aktif adalah.
a. Transistor
Transistor merupakan komponen aktif yang dibangun dari tiga lempeng
semikonduktor tipe P dan tipe N. Transistor dapat berfungsi sebagai penguat
sinyal dan dapat jugaberfungsi sebagai saklar elektronik. Berikut adalah salah
satu contoh dan simbol transistor.
Transistor Bipolar
Transistor Unipolar
Transistor terdiri dari dua tipe yaitu transisor NPN dan PNP. Kemudian dari dua tipe tersbut transistor dibagi lagi mejadi dua jenis menjadi transistor bipolar dan transistor unipolar. Transistor bipolar memiliki 3 kaki yaitu basis, colektor dan emitor, sedangkan transistor unipolar memiliki tiga kaki yaiut gate , source dan drain.
b. Thyristor
Thyristor disebut juga dengan SCR ( Silicon Controlled Rectifier) dan banyak digunakan sebagai saklar elektronik. Thyristor sering digunakan sebagai saklar elektronik pada rangkaian listrik yang bekerja dengan sumber tegangan AC. Thyristor merupakan pengembangan dari diode dan memiliki 3 kaki yaitu gate, anoda dan kathoda. Berikut adalah salah satu bentuk dan simbol thyristor.
Thyristor ini akan bekerja atau menghantar arus listrik dari anoda ke
katoda jika pada kaki gate diberi arus kearah katoda, karenanya kaki gate harus
diberi tegangan positif terhadap katoda.
c. Transducer
Transducer
adalah komponen elektronika yang dapat mengubah besaran fisik menjadi besaran
listrik atau sebaliknya mengubah besaran listrik menjadi besaran fisik.
Transducer yang berfungsi untuk mengubah besaran fisik menjadi besaran listrik
sering disebut sebagai sensor. Kemudian transducer yang berfungsi untuk
mengubah besaran listrik menjadi besaran fisik sering digunakan sebagai
indikator atau aktuator. Contoh umum transducer sebagai sensor antara lain NTC,
PTC, LDR, Phototransistor dan Solarcell. Kemudian contoh transducer yang
mengubah besaran listrik menjadi besaran fisik adalah LED, Loud Speaker, Motor
Listrik dan Relay.
2.4 Aplikasi Pada Alat Kelistrikan
Alat
ukur elektronika dapat didefinisikan sebagai suatu alat yang dapat mengetahui
besarnya nilai yang digunakan dalam sebuah alat ukur elektronika berdasarkan
tingkat ketelitian tertentu. Pada
prinsipnya memilih alat ukur listrik adalah upaya untuk mendapatkan alat ukur
yang sesuai dengan besaran-besaran listrik yang hendak diketahui nilai
besarannya. Hal ini berkaitan dengan upaya untuk menentukan nilai kuantitas
besaran listrik yang hendak diketahui. Ada 2 besaran listrik yang esensial yang
hendak diketahui nilai besarannya, yaitu arus dan tegangan. Jenis-jenis Alat Ukur Elektronika analog adalah sebagai berikut :
a.
Amperemeter
Amper-meter adalah alat
pengukuran untuk mengukur arus listrik baik untuk listrik DC maupun AC Alat
amper-meter ini mempunyai simbol A m, A-m, atau A•m dalam satuan SI, dan dapat
berupa alat ukur analog (jarum, untuk model lama) maupun alat ukur digital (untuk
yang baru dan yang lebih akurat). Untuk jenis analog, amper-meter ini
menggunakan kekuatan magnit yang biasanya tidak bisa mengukur secara tepat.
Apabila dalam
pengukuran arus menggunakan Avometer,maka selector harus ditempatkan pada
posisi DcmA jika menggunakan Avo analog,maka cara membaca hasil pengukuran
adalah batas ukur dibagi dengan penyimpangan skala penuh klemudian dikalikan
dengan penunjukan jarum,atau dapat ditulis dengan rumus :
HASIL = batas ukur X penunjukan :
Simpangan skala penuh
Amper meter dapat
dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk deteksi
arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar
ditambhan dengan hambatan shunt. Amperemeter
bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada
kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin
besar pula simpangannya.
b.
Voltmeter
Merupakan alat atau
perkakas untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian
listrik.Alat ini terdiri dari tiga lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah
Bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik.Lempengan luar
berperan sebagai anoda sedangkan yang ditengah sebagai katoda.Umumnya tabung
tersebut berukuran 15 x 10 cm ( tinggi x diameter ). Apabila dalam pengukuran tegangan
menggunakan Avo meter,maka selector harus ditempatkan pada posisi ADV atau
ACV.Adapun cara membacanya sama seperti pada pembacaan pada pengukuran arus
,yaitu batas ukur dibagi penyimpangan skala penuh kemudian dikalikan dengan
penunjukan.Dituliskan dalam rumus :
Hasil = batas ukur X penunjukan : Simpangan skala
penuh Dan apabila yang digunakan Avo digital
maka tinggal membaca angka pada layar.
Cara pemakaian
Voltmeter harus dipasang pararel terhadap instrument dari alat
pemakai.Kelayakan batas ukur dalam masyarakat pada umumnya 110 volt,220 volt
serta 380 volt,kecuali alat-alat pemakai dan pada laboraturium listrik bisa
menggunakan milivolt sampai kilovolt.Bahkan pada jaringan distribusi maupun transmisi
sampai ratusan kilovolt. Gaya
magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya
magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak
saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengelir maka semakin
besar penyimpangan jarum yang terjadi.
c.
Ohmmeter
Ohm-meter
adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya
arus listrik dalam suat konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh
alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer
untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik
(R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
d.
Multimeter
Multimeter sering
disebut AVOmeter atau multitester,ada dua jenis AVO meter yaitu analog dan
digital. Alat ini biasa dipakai untuk mengukur harga resistensi
(tahanan),tegangan AC (Alternating current),tegangan DC (Direct current), dan
arus DC.
Multimeter analog
Adapun
cara pemakaian multimeter adalah pertama-tama jarum penunjuk meter diperiksa
apakah sudah tepat pada angka nol pada skala DCmA,DCV atau ACV posisi jarum nol
di bagian kiri,dan untuk skala ohmmeter posisi jarum nol di bagian kanan. Jika
belum tepat harus diatur dengan memutar sekrup pengatur kedudukan jarum
penunjuk meter ke kiri atau ke kanan dengan menggunakan obeng pipih (-) kecil.
Multimeter Analog mengambil sedikit
tenaga dari rangkaian yang diuji untuk mengoperasikan jarum penunjuknya. Alat
harus bersensitivitas tinggi setidaknya 20k /V atau memposisikan pembenahan
pembacaan untuk rangkaian yang diuji. Cermati pada sesi dibawah ini
sensitivitas untuk telitinya. Battery
didalam meter untuk menyediakan skala pengukuran resistansi, akan habis dalam masa
tahunan tetapi membiarkan meter pada skala pengukuran resistansi akan membuat
batteray terus bekerja sampai habis. Skala
rata-rata multimeter analog seperti digambarkan (Nilai
tegangan dan arus adalah nilai maksimum setiap jangka ukur).
Fungsi
dari multimeter adalah sebagai berkut : Digunakan
untuk mengukur resistansi,
digunakan
untuk mengukur tegangan DC,
digunakan
untuk mengukur tegangan AC
dan digunakan
untuk mengukur arus DC.
e.
Osiloskop
Osiloskop adalah alat
ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada kebanyakan
aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah
terhadap waktu. Osiloskop terbagi menjadi dua macam yaitu, osiloskop analog dan
osiloskop digital. Dalam
bidang elektronika, osiloskop merupakan instrumen ukur yang memiliki posisi
yang sangat vital mengingat sifatnya yang mampu menampilkan bentuk gelombang
yang dihasilkan oleh rangkaian yang sedang diamati.
Osiloskop
ini secara prinsip ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog ( ART - analog real time oscilloscope ) dan tipe digital (DSO - digital
storage osciloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para
insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati
karakter masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang
sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian
elektronik yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya. Untuk itulah di sini
akan ditinjau karakter masing-masing tipe osiloskop tersebut.
Beberapa fungsi
osiloskop adalah sebagai berikut : Mengukur
besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu, mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi, mengecek jalannya suatu sinyal pada
sebuah rangakaian listrik,
membedakan
arus AC dengan arus DC, mengecek
noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Elektronika analog
ialah bidang elektronika dimana sinyal listrik yang terlibat bersifat kontinue,
sedangkan komponen yang digunakan umumnya disebut komponen diskrit. Sejarah
elektronika dimulai dari abad ke-20, dengan melibatkan tiga buah komponen utama
yaitu tabung hampa udara (vacuum tube), transistor dan sirkuit terpadu
(integrated circuit). Pada tahun 1883, Thomas Alva Edison berhasil menemukan
bahwa electron bisa berpindah dari sebuah konduktor ke konduktor lainnya
melewati ruang hampa.
fungsi dan cara
kerjanya komponen elektronika dibedakan menjadi komponen pasif
dan komponen aktif. Komponen pasif seperti : Resistor, Kapasitor, Induktor, Saklar dan Diode. Komponen aktif seperti : Transistor, Thyristor dan Transducer. Jenis-jenis Alat Ukur Elektronika analog adalah sebagai berikut : Amperemeter, Voltmeter, Ohmmeter, Multimeter dan Osiloskop.
3.2 Saran
Sebaiknya alat-alat listrik yang menggunakan prinsip
elektronika analog terus ditingkatkan kualitasnya sehingga lebih banyak
peminatnya serta kita harus terus mempelajari elektronika analog karena sangat
berguna disebabkan sebagian besar peralatan menggunakan sistem elektronika
analog.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia.com
http://sifatahillah.blogspot.com/2009/03/perbedaan-antara-teknologi-digital.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Elektronika_digital
http://www.toko-elektronika.com/tutorial/analog1.htm
http://asrblanco.blogspot.com/2012/07/konsep-elektronika.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Elektronika_digital
http://www.toko-elektronika.com/tutorial/analog1.htm
http://asrblanco.blogspot.com/2012/07/konsep-elektronika.html
Comments
Post a Comment