Kontrol Beban Lampu AC Menggunakan GUI

TUGAS FINAL
SITI NAWAL JAYA,ST.,MSi
HASMINA TARI MOKUI,ST.,ME.,PH.D.


KONTROL BEBAN LAMPU AC MENGGUNAKAN GUI


Oleh
GERICHA ALVIAN
E1D1 12 002


PROGRAM STUDI S-1 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
2015


KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
                     Penulisan makalah ini adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas final mata kuliah “Teknik Antarmuka Komputer” yang diberikan oleh Ibu Siti Nawal Jaya dan Hasmina Tari Mokui.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan tugas berikutnya.
Demikian makalah ini penulis susun. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.Sekian dan terima kasih.







            Kendari,     Juli 2015



Penyusun







DAFTAR ISI

Halaman Judul ..........................................................................................................  i
Kata Pengantar ..........................................................................................................  ii
Lembar Pengesahan................................................................................................... iii
Kartu Asistensi........................................................................................................... iv
Daftar Isi ................................................................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah................................................................................................ 1
1.3.Tujan.................................................................................................................... 2
1.4.Manfaat Penelitian............................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................................... 3
2.1.Pengertian Interface............................................................................................. 3
2.2.Interface Pada Komputer..................................................................................... 4
BAB III
PERANCANGAN ALAT........................................................................................ 8
3.1. Komponen pada Rangkaian................................................................................ 8
3.2.Perancangan Alat................................................................................................. 8
3.3. Perancangan Perangkat Lunak............................................................................ 14



BAB IV
PENGUJIAN DAN HASIL PENGAMATAN ALAT............................................ 20
4.1. Rangkaian Relay............................................................................................... 20
4.2. Rangkaian IC ULN 2003................................................................................. 21
4.3.Rangkaian Keseluruhan..................................................................................... 22
BAB V
PENUTUP................................................................................................................. 26
5.1. Kesimpulan....................................................................................................... 26
5.2. Saran................................................................................................................. 26




BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
              Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dampak yang dapat mengentungkan dan meningkatkan kehidudupan manusia, salah satunya adalah dapat mempermudah aktifitas manusia.
              Dalam aplikasinya salah satu bentuk perkembangan teknologi yang memudahkan manusia dalam beraktifitas sehari-hari, terutama yang berkerja di bagian perkantoran, perhotelan, atau blok gedung supermarket adalah lift atau elevator. Selain itu lift ini juga dapat memberikan kenyamanan lebih saat orang-orang sedang melakukan suatu kegiatan liburan.
              Lift atau elevator adalah seperangkat alat angkut transportasi vertical yang mempunyai gerakan periodik dan digunakan untuk mengangkut (menaikkan atau menurunkan) orang atau barang secara vertical melalui suatu jalur rel vertical dengan menggunakan seperangkat alat otomatis maupun manual.
              Lift awalnya adalah derek yang terbuat dari tali. Pada tahun 1853, Elisha Graves Otis, salah seorang pionir dalam bidang lift, memperkenalkan lift yang menghindarkan jatuhnya ruang lift jika kabelnya putus. Rancangannya mirip dengan suatu jenis mekanisme keamanan yang masih digunakan hingga kini.

1.2.Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas tugas final mata kuliah “Teknik Antarmuka Komputer” yang diberikan oleh Ibu Siti Nawal Jaya dan Hasmina Tari.







BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1. Waktu dan Tempat Percobaan
Adapun waktu dan tempat percobaan adalah dilakukan pada beberapa hari selama bulan Juni dirumah dan di Lab Robotika Kendari.

2.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah, sebagai berikut ;
Alat :
1.      Solder
2.      Penghisap Timah
3.      Printer Laser
4.      Bor PCB
Bahan :
1.      Timah
2.      Papan PCB
3.      Ferid Klorida
4.      1 Buah IC Toshiba ULN 2803
5.      1 Buah Mikrokontroler Atmega 328p
6.      4 Buah Pin Kabel
7.      Pin Male
8.      Pin Female
9.      4 Buah Resistor
10.  1 Buah Dioda
11.  1 Buah IC Regulator 7805
12.  1 Buah Kristal Osilator
13.  4 Buah LED
14.  2 Buah Relay
15.  Kabel
16.  2 Pasang Penjepit Buaya
17.  Kayu
18.  Tripleks
19.  Aplas Kasar
20.  Aplas Halus
21.  Cat Merah
22.  Pilox Clear

2.3. Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan dalam pembuatan miniature lift barang sederhana ini adalah sebagai berikut ;
1.      Menyiapkan semua alat dan bahan.
2.      Mendesain alat ran rangkaian elektronika.
3.      Membuat bentuk rangka fisik lift barang sederhana.
4.      Membuat gambar rangkaian elektronika dengan menggunakan software Diptrace.
5.      Membuat rangkaian elektronikanya berupa rangkaian mikrokontroloer Atmega 328p dan rangkaian eksekutor menggunakan IC Toshiba ULN 2803.
6.      Membuat program lift dengan menggunakan software CodeVision AVR.
7.      Memasukkan program ke dalam mikrokontroler Atmega 328p dengan menggunakan software Khazama AVR Programer.
8.      Menghubungkan bentuk fisik alat dan rangkaian elektronika.
9.      Mencoba menjalankan alat berupa lift barang sederhana.








BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Bagian-bagian Lift Barang Sederhana

Keterangan :
      1.      Motor Lift
      2.      Ruang Angkut
      3.      Panel Box



1. Motor Lift
Motor lift berupa motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC memiliki 3 bagian atau komponen utama untuk dapat berputar sebagai berikut. Bagian Atau Komponen Utama MOtor Dc. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi ruang terbuka diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Current Elektromagnet atau Dinamo. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Commutator Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.

Gambar Motor DC
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur: Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.Hubungan antara  kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut: Gaya Elektromagnetik (E)

Dimana:
E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N =kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T = torque electromagnetik
Ia =arus dinamo
K = konstanta persamaan
2. Ruang Angkut
Ruang angkut adalah beruba sebuah ruangan yang digunakan untuk menampung orang atau barang yang nantinya akan digerakkan ke atas atau ke bawah oleh motor DC berdasarkan perintah yang dikirimkan rangkaian eksekutor dengan menggunakan IC Toshiba ULN 3803. Perintah ini diprogram pada rangkaian mikrokontroler Atmega 328p.
3. Panel Box
Pada bagian panel box berisi dua buah rangkaian elektronik, yaitu rangkaian mikrokontroler dan rangkaian eksekutor. Rangkaian mikrokontroler ini berfungsi sebagai pemberi perintah kapan lift akan naik ke lantai 2-3 dan kapan lift akan turun ke lantai 2-1. Rangkaian eksekutor berfungsi untuk mengirimkan perintah yang diterima dari rangkaian meikrokontroler ke komponen elektronika berupa motor dc yang akan merarik lift ke atas atau menurunkan lift ke bawah. Adapun kedua rangkaian elektronika tersebut adalah sebagai berikut ;

Gambar Rangkain Mikrokontroler


Gambar Rangkaian Eksekutor

3.2. Komponen-komponen Elektronika pada Rangkaian Mikrokontroler dan Eksekutor
A. Kristal osilator 

Gambar 2.4 Osilator Kristal
Kristal lazimnya digunakan untuk rangkaian osilator yang menuntut stabilitas frekuensi yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang. Alasan utamanya adalah karena perubahan nilai frekuensi kristal seiring dengan waktu, atau disebut juga dengan istilah faktor penuaan frekuensi (frequency aging), jauh lebih kecil dari pada osilator-osilator lain. Faktor penuaan frekuensi untuk kristal berkisar pada angka ±5 ppm per tahun, jauh lebih baik dari pada faktor penuaan frekuensi osilator RC ataupun osilator LC yang biasanya berada diatas ±1% per tahun.Kemasan KristalKristal tersedia dalam berbagai bentuk kemasan. Kemasan yang populer adalah HC49 dan HC49S.HC49S mempunyai bentuk tapak yang sama dengan HC49, tetapi kemasannya lebih pendek. HC49S juga tersedia untuk aplikasi SMD (HC49SM), dengan kaki yang ditekuk rata dibawah dasar yang terbuat dari plastik. Kemasan SMD bentuk lain juga banyak tersedia dipasaran.Perlu diingat bahwa kristal dengan kemasan yang berbeda akan mempunyai karakteristik yang berbeda pula.Hal ini disebabkan karena dimensi dan bentuk keping kristal tergantung kepada besarnya kemasan. Sebagai contoh, kemasan HC49 biasanya berisikan keping kristal yang berbentuk piringan,sedangkan kemasan HC49S, karena lebih pendek, berisikan keping kristal berbentuk persegi panjang.
Kristal oscilator berfungsi untuk menghasilkan sinyal dengan tingkat kestabilan frekuensi yang sangat tinggi. Kristal pada oscilator ini terbuat quartz atau Rochelle salt dari dengan kualitas yang baik. Material ini memiliki kemampuan mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa getaran atau sebaliknya. Kemampuan ini lebih dikenal dengan piezoelectric effect.
 

Gambar 2.9 Rangkaian Internal Kristal

Gambar diatas memperlihatkan rangkaian setara kristal. Rangkaian setara resonansi seri akan berubah jika kristal ditempatkan pada suatu wadah atau “pemegang”. Kapasitansi akibat adanya keping logam akan terhubung paralel dengan rangkaian setara kristal. Dalam hal ini kristal memiliki kemampuan untuk memberikan resonansi paralel dan resonansi seri. Pada oscilator, kristal yang berfungsi sebagai rangkaian resonansi seri, kristal seolah-olah memiliki induktansi (L), kapasitansi (C) dan resistansi (R). Nilai L ditentukan oleh massa kristal, harga C ditentukan oleh kemampuannya berubah secara mekanik dan R berhubungan dengan gesekan mekanik. Berikut adalah contoh oscilator menggunakan tank cirkuit kristal sebagai resonansi seri.  Kristal ini dapat dioperasikan pada rangkaian tangki dengan fungsi sebagai penghasil frekuensi resonansi paralel. Kristal sendiri dapat dioperasikan sebagai rangkaian tangki. Jika kristal diletakkan sebagai jaringan umpan balik, kristal akan merespon sebagai piranti penghasil resonansi seri. Kristal sebenarnya merespon sebagai tapis yang tajam. Kristal dapat difungsikan sebagai umpan balik pada suatu frekuensi tertentu saja. Oscilator Hartley dan Colpitts dapat dimodifikasi dengan memasang kristal ini. Stabilitas oscilator akan meningkat dengan pemasangan kristal.
B.  Elko
Elco adalah komponen yang memiliki 2 kaki, yaitu kaki (-) dan kaki (+). Fungsi Elco juga dapat di bilang sebagai penyimpan arus listrik DC. Rangkaian Elco sering di pakai dalam rangkaian apapun, seperti power supply regulator, power dan fungsi lainnya. Kapasitor elco di bagi menjadi 2 jenis, yaitu kapasitor polar dan kapasitor bipolar / non polar. Pembagian ini berdasarkan pada polaritas (kutub positif dan negatif) dari masing masing kapasitor.

Gambar 2.10 Elko
Fungsi Elco dalam rangkaian elektronika adalah di gunakan untuk mengetahui nilai kapasitas sebuah elco dalam satuan uF (mikro Farad). Fungsi Elco sering di sebut sebagai kapasitor polar. Di dalam kapasitor polar memiliki dua kutub yang berbeda pada tiap kakinya, sehingga dalam pemasangan komponen ini tidak boleh terbalik ataupun salah dalam pemasangan. Komponen elco juga bisa mengalami kerusakan, apabila kerusakan tidak di ketahui atau pun meletus maka untuk pengetasannya bisa kita tes pakai Avometer. Cara penggunaan avometer adalah dengan mencolokan kabel AVO ke dalam kaki Elco, kalau normal jarum pada AVO menunjuk ke atas lalu perlahan lahan akan turun sampai 0. Jika komponen elco rusak, maka jarum pada AVO tidak bisa turun dan naik ke atas.

C.   LED
LED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah satu komponen elektronik yang tidak asing lagi di kehidupan manusia saat ini. LED saat ini sudah banyak dipakai, seperti untuk penggunaan lampu permainan anak-anak, untuk rambu-rambu lalu lintas, lampu indikator peralatan elektronik hingga ke industri, untuk lampu emergency, untuk televisi, komputer, pengeras suara (speaker), hard disk eksternal, proyektor, LCD, dan berbagai perangkat elektronik lainnya sebagai indikator bahwa sistem sedang berada dalam proses kerja, dan biasanya berwarna merah atau kuning. LED ini banyak digunakan karena komsumsi daya yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan beragam warna yang ada dapat memperjelas bentuk atau huruf yang akan ditampilkan. dan banyak lagi Pada dasarnya LED itu merupakan komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor jenis dioda yang mampu memencarkan cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N. Untuk mendapatkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.

Gambar2.10 LED
Keunggulannya antara lain konsumsi listrik rendah, tersedia dalam berbagai warna, murah dan umur panjang. Keunggulannya ini membuat LED digunakan secara luas sebagai lampu indikator pada peralatan elektronik. Namun LED punya kelemahan, yaitu intensitas cahaya (Lumen) yang dihasilkannya termasuk kecil. Kelemahan ini membatasi LED untuk digunakan sebagai lampu penerangan. Namun beberapa tahun belakangan LED mulai dilirik untuk keperluan penerangan, terutama untuk rumah-rumah di kawasan terpencil yang menggunakan listrik dari energi terbarukan (surya, angin, hidropower, dll). Alasannya sederhana, konsumsi listrik LED yang kecil sesuai dengan kemampuan sistem pembangkit energi terbarukan yang juga kecil.
D.    Resistor
Pengertian resistor adalah yang memang didesain memiliki dua kutup yang nantinya dapat digunakan untuk menahan arus listrik apabila di aliri tegangan listrik di antara kedua kutub tersebut. Resistor biasanya banyak digunakan sebagai bagian dari sirkuit elektronik. Tak cuma itu, komponen yang satu ini juga yang paling sering digunakan di antara komponen lainnya. Resistor adalah komponen yang terbuat dari bahan isolator yang didalamnya mengandung nilai tertentu sesuai dengan nilai hambatan yang diinginkan. Berdasarkan hukum Ohm, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir :
Bentuk dari resistor sendiri saat ini ada bermacam-macam. Yang paling umum dan sering di temukan di pasaran adalah berbentuk bulat panjang dan terdapat beberapa lingkaran warna pada body resistor. Ada 4 lingkaran yang ada pada body resistor. Lingkaran warna tersebut berfungsi untuk menunjukan nilai hambatan dari resistor. Kode-kode warna pada resistor nantinya akan kami jelaskan pada postingan selanjutnya.
 
Gambar 2.13 Resistor

Karakteristik utama resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Sementara itu, karakteristik lainnya adalah koefisien suhu, derau listrik (noise) dan induktansi. Resistor juga dapat kita integrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit, bahkan bisa juga menggunakan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki resistor tergantung pada desain sirkuit itu sendiri, daya resistor yang dihasilkan juga harus sesuai dengan kebutuhan agar rangkaian tidak terbakar.

E. Relai

Gambar 2.14 Relay 

Relay adalah saklar (switch) elektrik yang bekerja berdasarkan medan magnet. Relay terdiri dari suatu lilitan dan switch mekanik. Switch mekanik akan bergerak jika ada arus listrik yang mengalir melalui lilitan.Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus interface antara beban dan sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power supplynya. Secara fisik antara saklar atau kontaktor dengan elektromagnet relay terpisah sehingga antara beban dan sistem kontrol terpisah. 
Bagian utama relay elektro mekanik adalah sebagai berikut.
·  Kumparan elektromagnet
·  Saklar atau kontaktor
·  Swing Armatur
·  Spring (Pegas)

Gambar 2.15  Konstruksi Relai Elektro Mekanik Posisi NC (Normally Close)

Dari konstruksi relai elektro mekanik diatas dapat diuraikan sistem kerja atau proses relay bekerja. Pada saat elektromagnet tidak diberikan sumber tegangan maka tidak ada medan magnet yang menarik armature, sehingga scalar relay tetap terhubung ke terminal NC (Normally Close) seperti terlihat pada gambar konstruksi diatas. Kemudian pada saat elektromagnet diberikan sumber tegangan maka terdapat medan magnet yang menarik armature, sehingga saklar relay terhubung ke terminal NO (Normally Open) seperti terlihat pada gambar dibawah. Relay elektro mekanik memiliki kondisi saklar atau kontaktor dalam 3 posisi. Ketiga posisi saklar atau kontaktor relay ini akan berubah pada saat relay mendapat tegangan sumber pada elektromagnetnya. Ketiga posisi saklar relay tersbut adalah :
· Posisi Normally Open (NO), yaitu posisi saklar relay yang terhubung ke terminal NO (Normally Open). Kondisi ini akan terjadi pada saat relay mendapat tegangan sumber pada elektromagnetnya.
·  Posisi Normally Colse (NC), yaitu posisi saklaar relay yang terhubung ke terminal NC (Normally Close). Kondisi ini terjadi pada saat relay tidak mendapat tegangan sumber pada elektromagnetnya.
·  Posisi Change Over (CO), yaitu kondisi perubahan armatur sakalr relay yang berubah dari posisi NC ke NO atau sebaliknya dari NO ke NC. Kondisi ini terjadi saat sumber tegangan diberikan ke elektromagnet atau saat sumber tegangan diputus dari elektromagnet relay.Relay yang ada dipasaran terdapat bebarapa jenis sesuai dengan desain yang ditentukan oleh produsen relay. Dilihat dari desai saklar relay maka relay dibedakan menjadi : Single Pole Single Throw (SPST), relay ini memiliki 4 terminal yaitu 2 terminal untuk input kumaparan elektromagnet dan 2 terminal saklar. Relay ini hanya memiliki posisi NO (Normally Open) saja.
·  Single Pole Double Throw (SPDT), relay ini memiliki 5 terminal yaitu terdiri dari 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 3 terminal saklar. relay jenis ini memiliki 2 kondisi NO dan NC.
·  Double Pole Single Throw (DPST), relay jenis ini memiliki 6 terminal yaitu terdiri dari 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 4 terminal saklar untuk 2 saklar yang masing-masing saklar hanya memilki kondisi NO saja.
·  Double Pole Double Throw (DPDT), relay jenis ini memiliki 8 terminal yang terdiri dari 2 terminal untuk kumparan elektromagnetik dan 6 terminal untuk 2 saklar dengan 2 kondisi NC dan NO untuk masing-masing saklarnya.
  Relay dapat digunakan untuk mengontrol motor AC dengan rangkaian kontrol DC atau beban lain dengan sumber tegangan yang berbeda antara tegangan rangkaian kontrol dan tegangan beban. Diantara aplikasi relay yang dapat ditemui diantaranya adalah :
·  Relay sebagai kontrol ON/OF beban dengan sumber tegang berbeda.
·  Relay sebagai selektor atau pemilih hubungan.
·  Relay sebagai eksekutor rangkaian delay (tunda)
·  Relay sebagai protektor atau pemutus arus pada kondisi tertentu.
F.  Dioda
Pengertian, Fungsi Dioda dan Cara mengukurnya - Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
Gambar 1.16 dioda penyearah

Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa Jenis, diantaranya adalah :
·  Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
·  Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
·  Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan
·  Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
·  Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali
Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan komponen Elektronika aktif yang terdiri dari 2 tipe bahan yaitu bahan tipe-p dan tipe-n :
Gambar 2.17 simbol Dioda 

G.  IC Regulator 2805 
Gambar  2.21  IC Regulator

Salah satu tipe regulator tegangan tetap adalah 78XX. Regulator tegangan tipe 78XX adalah salah satu regulator tegangan tetap dengan tiga terminal, yaitu terminal VIN, GND dan VOUT. Tegangan keluaran dari regulator 78XX memungkinkan regulator untuk dipakai dalam sistem logika, instrumentasi dan Hifi. Regulator tegangan 78XX dirancang sebagai regulator tegangan tetap, meskipun demikian dapat juga keluaran dari regulator ini diatur tegangan dan arusnya melalui tambahan komponen eksternal. Pada umumnya catu daya selalu dilengkapi dengan regulator tegangan. Tujuan pemasangan regulator tegangan pada catu daya adalah untuk menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan masukan pada catu daya. Fungsi lain dari regulator tegangan adalah untuk perlindungan dari terjadinya hubung singkat pada beban. Untuk melihat karakteristik regulator tegangan positif 78xx dapat dilihat pada tabel 2.5 sebagai berikut
Tabel 2.5 Karakteristik IC regulator tegangan positif 78xx

Angka xx pada bagian terakhir penulisan tipe regulator 78xx merupakan besarnya tegangan output dari regulator tersebut. Kemudian huruh L, M merupakan besarnya arus maksimum yang dapat dialirkan pada terminal output regulator tegangan positif tersebut. Untuk penulisan tanpa huruf L ataupun M (78(L/M)xx) pada regulator tegangan positif 78xx maka arus maksimal yang dapat dialirkan pada terminal outputnya adalah 1 ampere. Karakteristik dan tipe-tipe kemampuan arus maksimal output dari regulator tegangan positif 78xx dapat dilihat pada tabel diatas. Kode huruf pada bagian depan penulisan tipe regulator 78xx merupakan kode produsen (AN78xx, LM78xx, MC78xx) regulator tegangan positif 78xx. Cara pemasangan dari regulator tegangan tetap 7805 pada catu daya dapat dilihat pada gambar 2.30 sebagai berikut. 

a. Penggunaan IC regulator dalam rangkaian
IC 7805 merupakan IC peregulasi, dimana IC 7805 bekerja pada sumber arus searah yang menghasilkan keluaran 5 volt sedangkan pada rangkaian IC ini digunakan untuk memaksa keluaran yang kita berikan diatas 5 volt menjadi 5 volt dengan hasil positif, sesuai dengan data IC 7805 bekerja efektif antara range 7V-20V. IC 7805 terdapat beberapa macam mulai dari komponen SMD (surface mount device) sampai aplikasi umum dengan keluaran arus sampai dengan 1A.

H . Mikrokontroller ATmega 328
Definisi Mikrokontroller Atmega 328,Menurut Syahid(2012:33), ”ATMega328 merupakan mikrokontroler keluarga AVR 8 bit. Beberapa tipe mikrokontroler yang sama dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535, ATMega16, ATMega32, ATMega328, yang membedakan antara mikrokontroler antara lain adalah, ukuran memori, banyaknya GPIO (pin input/output), peripherial (USART, timer, counter, dll).” Dari segi ukuran fisik, ATMega328 memiliki ukuran fisik lebih kecil dibandingkan dengan beberapa mikrokontroler diatas. Namun untuk segi memori dan periperial lainnya ATMega328 tidak kalah dengan yang lainnya karena ukuran memori dan periperialnya relatif sama dengan ATMega8535, ATMega328, hanya saja jumlah GPIO lebih sedikit dibandingkan mikrokontroler diatas.
Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur antara lain :
a. 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.
b. 32 x 8-bit register serba guna.
c. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.
d. 32 KB flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.
e. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
f. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.
g. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width Modulation) output.
h.Master / Slave SPI Serial interface.
Mikrokontroler ATMega328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja dan paralelisme. Instruksi – instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi – instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba guna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU (Arithmatic Logic unit) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data. Ketiga register pointer 16-bit ini disebut dengan register X ( gabungan R26 dan R27 ), register Y ( gabungan R28 dan R29 ), dan register Z ( gabungan R30 dan R31 ).
Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit. Setiap alamat memori program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit. Selain register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk fungsi khusus antara lain sebagai register Control Timer/ Counter, Interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM, dan fungsi I/O lainnya. Berikut ini adalah tampilan arsitektur ATmega 328 :
Gambar 2.4 Arsitektur ATmega 328 loop terbuka

Menurut Syahid (2012:34) ATMega328 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC, dan PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat difungsikan sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai periperial lainnya.
1. Port B.
Port B merupakan jalur data 8 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output. Selain itu PORTB juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti di bawah ini:
a. ICP1 (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.
b. OC1A (PB1), OC1B (PB2) dan OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai keluaran PWM (Pulse Width Modulation).
c. MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur komunikasi SPI.
d. Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISP).
e. TOSC1 (PB6) dan TOSC2 (PB7) dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk timer.
f. XTAL1 (PB6) dan XTAL2 (PB7) merupakan sumber clock utama mikrokontroler.
·                Port C.
Port C merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output digital. Fungsi alternatif PORTC antara lain sebagai berikut:
a. ADC6 channel(PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5) dengan resolusi sebesar 10 bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog menjadi data digital.
b. I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada PORTC. I2C digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain yang memiliki komunikasi data tipe I2C seperti sensor kompas, accelerometer nunchuck.
3. Port D.
Port D merupakan jalur data 8 bit yang masing-masing pin-nya juga dapat difungsikan sebagai input/output. Sama seperti Port B dan Port C, Port D juga memiliki fungsi alternatif dibawah ini.
a. USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.
b. Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari program, misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi hardware/software maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan program interupsi.
c.XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART, namun kita juga dapat memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu membutuhkan external clock.
d.T0 dan T1 berfungsi sebagai masukan counter external untuk timer 1 dan timer 0.
e.AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukan input untuk analog comparator.
Gambar 2.22  Konfigurasi pin Atmega 328 loop terbuka
  
J.  Kondestator mika 
Gambar 2.23 Kondestator mika

.             Pengertian Kapasitor Kapasitor (kondensator) adalah kompenen/perangkat elektronika yang dapat menyimpanan muatan (energy), dan terbuat dari 2 buah konduktor yang berada berdekatan. Komponen ini bila dihubungkan dengan sebuah untai yang didalamnya terdapat sumber arus atau baterai, maka dalam waktu singkat mengalirlah arus searah, dan setelah kapasitor termuati maksimum maka arus pun berhenti. Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday (1791- 1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Kapasitas kapasitor, biasa disebut juga kapasitansi, C merupakan ukuran kemampuan kapasitor itu untuk menyimpan muatan (Q) pada beda potensial (V). Hal ini dinyatakan dalam kaitan: Persamaan (1) tidak boleh dimaknai bahwa C bergantung pada Q dan atau V, tetapi harus dimaknai bahwa C hanyalah tetapan kesebandingan antara Q dengan V, Nilai C sebuah kapasitor dapat diperbesar dengan cara memperkecil V pada nilai Q yang tetap. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan meletekkan sebuah isolator (dielektrik) diantara kedua konduktor itu. Nilai C sebuah kapasitor bergantung pada: geometri konduktor, jenis dielektrik, dimensi kapasitor, dan jarak antara kedua konduktor. Untuk rangkaian elektronik praktis, satuan farad adalah sangat besar sekali.
              Dielektrik Ruang antara konduktor pada suatu kapasitor biasanya diisi dengan bahan isolator yang dinamakan dielektrik, misalnya kaca, kertas, mika, dll. Eksperimen yang dilakukan Faraday menunjukkan bahwa adanya dielektrik menyebabkan kapasitansi bertambah. Penambahan kapasitansi ini disebabkan karena adanya dielektrik mengakibatkan medan listrik di antara kapasitor berkurang.B. Susunan Kapasitor Pengetahuan tentang susunan kapasitor diperlukan untuk mendapatkan nilai kapasitas kapasitor pengganti (ekuivalen) dari sejumlah kapasitor yang tersedia. Jika sejumlah kapasitor itu disusun dengan cara tertentu, maka susunan itu dapat dipandang sebagai sebuah kapasitor ekuivalen yang mewakili susunan sejumlah kapasitor. Untuk mendapatkan kapasitas kapasitor ekuivalen yang diinginkan, kapasitor dapat disusun secara seri dan jajar atau paralel. Nilai kapasitansi ekuivalen dari untai kapasitor didasari oleh hukum kekekalan muatan

3.3. Listing Program Miniatur Lift Barang Sederhana
#include <mega328p.h>
#include <delay.h>
// Declare your global variables here

void main(void)
{
// Declare your local variables here

// Crystal Oscillator division factor: 1
#pragma optsize-
CLKPR=0x80;
CLKPR=0x00;
#ifdef _OPTIMIZE_SIZE_
#pragma optsize+
#endif

// Input/Output Ports initialization
// Port B initialization
// Func7=Out Func6=Out Func5=Out Func4=Out Func3=Out Func2=Out Func1=Out Func0=Out
// State7=0 State6=0 State5=0 State4=0 State3=0 State2=0 State1=0 State0=0
PORTB=0x00;
DDRB=0xFF;

// Port C initialization
// Func6=Out Func5=Out Func4=Out Func3=Out Func2=Out Func1=Out Func0=Out
// State6=0 State5=0 State4=0 State3=0 State2=0 State1=0 State0=0
PORTC=0x00;
DDRC=0x7F;

// Port D initialization
// Func7=Out Func6=Out Func5=Out Func4=Out Func3=Out Func2=Out Func1=Out Func0=Out
// State7=0 State6=0 State5=0 State4=0 State3=0 State2=0 State1=0 State0=0
PORTD=0x00;
DDRD=0xFF;

// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC0A output: Disconnected
// OC0B output: Disconnected
TCCR0A=0x00;
TCCR0B=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0A=0x00;
OCR0B=0x00;

// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer1 Stopped
// Mode: Normal top=0xFFFF
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;

// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC2A output: Disconnected
// OC2B output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2A=0x00;
TCCR2B=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2A=0x00;
OCR2B=0x00;

// External Interrupt(s) initialization
// INT0: Off
// INT1: Off
// Interrupt on any change on pins PCINT0-7: Off
// Interrupt on any change on pins PCINT8-14: Off
// Interrupt on any change on pins PCINT16-23: Off
EICRA=0x00;
EIMSK=0x00;
PCICR=0x00;

// Timer/Counter 0 Interrupt(s) initialization
TIMSK0=0x00;

// Timer/Counter 1 Interrupt(s) initialization
TIMSK1=0x00;

// Timer/Counter 2 Interrupt(s) initialization
TIMSK2=0x00;

// USART initialization
// USART disabled
UCSR0B=0x00;

// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off
ACSR=0x80;
ADCSRB=0x00;
DIDR1=0x00;

// ADC initialization
// ADC disabled
ADCSRA=0x00;

// SPI initialization
// SPI disabled
SPCR=0x00;

// TWI initialization
// TWI disabled
TWCR=0x00;

while (1)
      {
      // Place your code here
      PORTB =0b00000000;
      delay_ms (5000);
      //..........................RESET 5000 MS
      PORTB =0b10000000;
      delay_ms (4250);
      PORTB =0b00000000;
      delay_ms (800);
      //......................NAIK KE LANTAI 1
      PORTB =0b10000000;
      delay_ms (3100);
      PORTB =0b00000000;
      delay_ms (800);
      //......................NAIK KE LANTAI 2
      PORTB =0b01000000;
      delay_ms (3100);
      PORTB =0b00000000;
      delay_ms (800);
      //......................TURUN KE LANTAI 1
      PORTB =0b01000000;
      delay_ms (4250);
      PORTB =0b00000000;
      delay_ms (800);
      //......................TURUN KE LANTAI DASAR
     
      }
}

          
  
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
·         Miniatur lift barang sederhana memiliki struktur yang mudah dan sederhana dan komponen-komponen elektronika yang lebih murah dibandingkan dengan desain-desain lift konvensional yang menggunakan PLC.
·         Miniatur lift barang sederhana masih bekerja dengan prinsip pemrograman yang berasaskan delay sehingga presisi atau ketepatan pemposisian nya masih kurang

3.2.Saran
Dalam makalah ini penulis menyarankan agar pembaca dapat mengerti mengenai miniature lift barang sederhana.
Penulis menyadari bahwa makalah ditulis ini belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan yang positif agar dapat mengoreksi kesalahan yang ada dalam makalah ini.









DAFTAR PUSTAKA





Comments