pengolahan sampah

PENGOLAHAN SAMPAH DI KOTA KENDARI

Tugas Final





OLEH :

SUPRIADI SABUKTIONO
E1D1 14 037


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

KATA PENGANTAR

           

Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah memberikan taufiq, rahmat, hidayah serta hidayahnya sehingga saya dapat beraktivitas untuk menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengolahan Sampah Di Kota Kendari “ ini.
        Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia yang diberikan oleh dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang berisi informasi tentang “Pengolahan Sampah Di Kota Kendari “.Dan saya harapkan pembaca dapat mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan pengolahan sampah yang akan penulis bahas.
         Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata,penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca. Terima kasih,


Kendari, 05 Juli 2015






Daftar Isi

Judul ......................................................................................................................... i
Kata Pengantar ....................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3  Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4   Manfaat .................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
         2.1 Gambaran Umum Lokasi TPA Puuwatu .............................................. 3
         2.2 Biaya Dan Pendapatan Pengolahan Gas Metan ................................... 3
         2.3 Biaya Dan Pendapatan Pengolahan Pupuk Kompos ........................... 6
         2.4 Manfaat Pengolahan Sampah Menjadi Gas Metan Dan Pupuk
               Kompos ..................................................................................................... 9
BAB III Penutup
         3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 12
         3.2 Saran ......................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 13










                                                                            BAB I                                                              
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Para Ilmuan hingga kini masih terus berdebat mengenai masalah lingkungan, meningkatnya aktivitas ekonomi, bai k dal am bentuk banyaknya industri yang beroperasi, laju eksploitasi dan pemanfaatan sumber daya alam yang terus meningkat menyebabkan laju peningkatan jumlah dan kualitas limbah. Demikian pun dengan peni ngkatan j umlah penduduk dapat memicu peningkatan kebutuhan pangan, sumber energi, perumahan serta kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya. Meningkatnya semua kebutuhan ini pada gilirannya akan memicu peningkatan jumlah limbah, baik domestic maupun industri yang dilepas ke lingkungannya.
Masalah lingkungan cukup memprihatinkan, rusaknya lingkungankarena adanya kegiatan ekonomi yang tinggi baik di sektor pertanian, industri, konsumsi energi, dan pembuangan limbah sebagaimana yang terlihat sehari-hari limbah kemasan pl astik, kaleng, kertas berserakan atau teronggok di jal an-jalan, di lorong-lorong, sal uran drainase, di kali, bahkan di laut. Tumpukan sampah tersebut sering menci ptakan tempat kehidupan tikus dan serangga lain serta bakteri yang dapat membahayakan kesehatan manusia bila berada di sekitar pemukiman penduduk.
Berdasarkan data Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kota Kendari pada Tahun 2011 jumlah sampah mencapai 718,47 m3 dibandingkan dengan jumlah sampah pada tahun 2010 sebesar 704,39 m3. Dari jumlah produksi sampah sebanyak 718,47 m3 Tahun 2011, yang dapat ditangani/diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sejumlah 574,776 m3 atau hanya sebesar 80% saja, sedangkan 20% sisanya atau sebanyak 143,694 m3 tidak terlayani dan teronggok dipi nggir jalan, gang-gang, saluran drainase, sungai dan di buang langsung ke l aut yang mengakibatkan pendangkalan sungai dan bahaya banjir.

1.2  Rumusan Masalah
1. Sejauh mana pengolahan sampah di TPA Puuwatu Kota Kendari sudah efektif dan efisien ditinjau dari analisis akuntansi dalam mengidentifikasi biaya dan manfaat pengolahan sampah menjadi gas metan dan pupuk kompos.
2. Bagaimana aspek akuntansi terkait dengan biaya dan pendapatan pengolahan sampah menjadi gas metan dan pupuk kompos.
3. Sejauh mana manfaat sosial dan lingkungan atas pengolahan sampah menjadi gas metan dan pupuk kompos.

1.3    Tujuan
1.Untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengolahan sampah di TPA Puuwatu Kota Kendari dari analisis akuntansi dalam mengidentifikasi biaya dan manfaat pengolahan sampah menjadi gas metan dan pupuk kompos.
2.Untuk mengetahui aspek akuntansi pengolahan sampah menjadi gas metan dan pupuk kompos.
3.Untuk mengetahui sejauh mana manfaat sosial dan lingkungan atas pengolahan sampah menjadi gas metan dan pupuk kompos.

1.4    Manfaat
Kegunaan teoretis untuk penelitian ini adalah menambah khasanah kajian materi ilmu akuntansi, khususnya akuntansi sosial yang berhubungan dengan CSR. Kegunaan praktis untuk penelitian ini adalah sebagai salah satu masukan bagi Pemerintah Kota Kendari dalam pengolahan sampah yang efektif dan efisien memenuhi kriteria CSR.






BAB II
Pembahasan

2.1 Gambaran Umum Lokasi TPA Puuwatu
TPA Puuwatu terletak di Kelurahan Puuwatu Kecamatan Puuwatu Kota Kendari yang mempunyai ketinggian 30 m di atas permukaan laut dengan topoggrafi lembah datar berbukit. Perbedaan tinggi antara lembah dan bukit ± 20 m dengan suhu rata-rata 26,4 ºC.
Jalan masuk menuju TPA beraspal dengan lebar jalan 5 m dan panjang ± 1,5 km yang merupakan jalan penghubung dengan jalan umum, di dalam areal TPA terdapat juga bangunan kantor ukuran 4x5 m, bangunan rumah pengomposan, dan bangunan rumah jaga. Luas lokasi TPA Puuwatu ± 12,4269 ha dan dibagi pada beberapa bagian yaitu :
1. Zona A : Merupakan lokasi penghijauan seluas ± 1 ha dan seluas ± 5 ha belum di gunakan, saat ini digunakan sebagai tanah penutup.
2. Zona B : lokasi bekas pembuangan sampah dan tidak aktif lagi seluas ± 1,5 ha.
3. Zona C : Lokasi bekas pembuangan sampah, dan sudah tidak aktif lagi seluas ± 3 ha.
4. Areal landfill yang baru seluas ± 1,5 ha.
5. Areal bangunan kolam pengel olaan lindi ± 0,5 ha.

2.2 Biaya Dan Pendapatan Pengolahan Gas Metan
Pengolahan gas metan (CH4) dimulai pada Januari 2012 ditempatkan pada lokasi bekas pembuangan sampah yang sudah tidak aktif lagi yaitu zona B dan C, pada kedua zona ini di pasang pipa-pipa horizontal pada kedalaman 4 m sampai 5 m dari permukaan tanah yang kemudian dihubungkan dengan pipa-pipa vertikal yang sudah di porporasi dan muncul ke atas tanah dengan tinggi 1 m sebagai sumur pengeluaran gas metan, pipa-pipa sumur di pasang dengan jarak 3 m dan dihubungkan lagi dengan pipa horizontal untuk mendistribusikan gas ke tempat pemurnian yang berfungsi untuk mengurangi kadar air gas metan sebelum digunakan.
Gas metan kemudian dialirkan pada empat buah tungku dapur yang sudah dipasang keran gas, yang dapat digunakan untuk memasak, juga dari keran pengeluaran gas ini dihubungkan dengan genset 7000 watt untuk penerangan lokasi TPA di malam hari pada 4 buah tiang listrik, pemanfaatan tungku dapur gas metan ini digunakan memasak setiap harinya oleh 30 orang pemulung yang berdomisili di sekitar lokasi TPA. Pada tabel 2.1 disajikan perhitungan biaya berdasarkan Full Costing pengolahan gas metan. Tabel tersebut menyajikan biaya BBM sarana persampahan, biaya pemeliharaan, biaya tenaga kerja angkutan sampah, biaya tenaga operasional gas metan dan pendapatan pemanfaatan gas metan. Pemanfaatan gas metan untuk memasak sebagai pengganti minyak tanah yang digunakan oleh tiga puluh orang pemulung yang berdomisili di sekitar lokasi TPA. Biaya penggunaan minyak tanah untuk satu orang pemulung per hari dapat menghabiskan satu liter minyak tanah seharga Rp 5.500/liter, sehingga penggunaan minyak tanah untuk 30 orang sebesar Rp 165.000/hari. Sedang pemanfaatan untuk penerangan 7000 watt, biayanya apabila menggunakan listrik dari PLN maka pembayarannya senilai Rp1.100.000/bulan. Biaya-biaya tersebut diperhitungkan sebagai pendapatan gas metan karena tidak dikeluarkan tetapi merupakan masukan sehingga dalam satu tahun di perhitungkan adalah Rp 72.600.000.
Berdasarkan analisis data maka biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan gas metan pada tahun 2012 sebesar Rp 3.368.402.000, jumlah biaya ini lebih besar dari pada pendapatan yang diterima yaitu sebesar Rp 72.600.000, sehingga selisih kurang diperoleh sebesar Rp 3.295.802.000. hal ini disebabkan oleh besarnya biaya operasional dari kegiatan pengangkutan sampah ke TPA, terdiri dari biaya sarana persampahan dan tenaga kerja pengangkutan sampah ini diperhitungkan kedalam biaya pengolahan gas metan karena berhubungan dengan pelayanan pengangkutan sampah ke TPA karena kegiatan pengolahan gas metan ini dilakukan pada zona pembuangan sampah.
Tabel 2.1
Perhitungan biaya berdasarkan Full Costing Pengolahan Gas Metan Tahun 2012
No
Variabel
Biaya (Rp)
Pendapatan (Rp)
1




2


3
4
5
Energi Gas Metan
a. Penggunaan Listrik 7000 watt (12 x Rp 1.100.000)
b. Penggunaan Memasak 30 orang (30 x 30 x 12 x Rp5.500)
Tenaga Kerja Operasional Gas Metan 1 orang (12 x Rp 500.000)
Tenaga Kerja Pengangkutan
BBM Sarana Persampahan Pemeliharaan Sarana Persampaha

-

-



6.000.000
1.279.800.000
1.127.522.000

955.080.000

13.200.000

59.400.000



-
-
-

-

Total
3.368.402.000
72.600.000

Selisih kurang
3.295.802.000

Pada tabel 2.2 disajikan juga perhitungan biaya dan pendapatan pengolahan gas metan tahun 2012, seperti halnya pada tabel 2.1. Namun demikian pada tabel tersebut tidak memperhitungkan biaya tenaga kerja pengangkutan sampah ke TPA, biaya BBM sarana persampahan dan biaya pemeliharaan sarana persampahan seperti yang diperhitungkan pada table 2.1. Hal ini karena walaupun kegiatan CSR pengolahan gas metan tidak dilaksanakan, biaya-biaya tersebut di atas tetap ada sebab pelaksanaan pengangkutan sampah ke TPA tetap terlaksana, biaya-biaya tersebut termasuk dalam Biaya Tidak Relevan (Irrelevant Cost) yaitu biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya ini tidak perlu diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini keputusan dalam pengolahan gas metan, sehi ngga pada table 2.2 terlihat bahwa tenaga kerja operasional pengolahan gas metan yang diperhitungkan sebesar Rp 6.000.000 dan biaya penyusutan alat gas metan selama 20 tahun sebesar Rp 1.086.206,25 sehingga dapat di peroleh laba sebesar Rp 65.513.793,75 berdasarkan analisis Cost-Vol ume-Profit (CVP).
Tabel 2.2
Perhitungan biaya dan pendapatan gas metan tahun 2012
No
Variabel
Biaya/Tahun (Rp)
Pendapatan (Rp)
1





2


3
Energi gas metan
a. Penggunaan listrik 7000 Watt (12 x Rp 1.100.000)
b. Penggunaan memasak 30 orang (30 x 30 x 12 x Rp 5.500)
Tenaga Kerja Operasional Gas
Metan 1 orang (12 x Rp 500.000)
Biaya penyusutan alat Gas Metan


-


-


6.000.000

1.086.206,25


13.200.000


59.400.000


-

-

Total
7.086.206,25
72.600.000

Laba
65.513.793,75
Analisis CVP (Cost-Volume-Profit) : Laba = (Penjualan – Biaya Variabel) = Rp 72.600.000 – Rp 7.086.206,25 = Rp 65.513.793,75

2.3 Biaya Dan Pendapatan Pengolahan Pupuk Kompos
Peralatan pengomposan sampah di TPA, terdiri dari alat pencacah bahan organik, komposter, dan alat penyaring pupuk yang ditempatkan pada bangunan rumah kompos. Pengomposan menggunakan limbah sampah padat organik hasil pemilahan sampah oleh pemulung pengangkut sampah. Pemilahan dilakukan pada saat pengangkutan sampah dari TPS dan juga di lokasi TPA.
Sampah organik sejumlah 40 m³ di cacah pada mesin cacah, lalu dicampur dengan Inokulan setelah itu dimasukkan dalam komposter selama ± 20 hari, setelah itu pupuk kompos dikeluarkan dari komposter dan disaring dengan menggunakan alat penyaring lalu di kemas pada karung kemasan yang berisi 20 Kg pupuk kompos untuk dipasarkan. Proses pengomposan menghasilkan 300 karung pupuk kompos untuk satu kali pembuatan, jadi dalam satu tahun dapat menghasilkan 3.600 karung, Harga jual untuk 1 karung senilai Rp 20,000. Pada tabel 2.5 diperlihatkan Perhitungan biaya dan pendapatan pengolahan pupuk kompos. Pada tabel ini disajikan biaya tenaga kerja operator pengomposan satu orang dengan honor Rp250.000/bulan, tenaga kerja pengomposan Rp 13.000/orang/hari sebanyak 8 orang, biaya BBM, biaya sosialisasi dan pelatihan, biaya kemasan pupuk seharga Rp 1.250/kemasan, dan biaya Inokulan (mikroorganisme pengurai bahan organik) 6 botol/bulan dengan harga Rp 25.000/botol.
Pada tabel tersebut terlihat bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan pupuk kompos pada tahun 2012 sebesar Rp 50.695.125 yang terdiri dari biaya BBM motor sampah, pemeliharaan, tenaga kerja operator, tenaga kerja pengomposan, biaya bahan Inokulan dan kemasan, biaya penyusutan mesin pencacah dan mesin penyaring selama 8 tahun, serta biaya pelatihan. Sedangkan pendapatan yang diterima dari pengolahan pupuk kompos tersebut sebesar Rp 72.000.000, berdasarkan analisis Cost-Vol ume-Profit (CVP) maka kegiatan pengolahan pupuk kompos menerima laba sebesar Rp 21.304.875.
Tabel 2.3
Perhitungan Biaya dan Pendapatan Pupuk Kompos Tahun 2012
No
Variabel
Pengomposan
Biaya (Rp)
Pendapatan (Rp)
1

2

3
4

5

6

7

8
9
10

11

12
Hasil Pupuk Kompos (3.600 x Rp 20.000)
Inokulan (EM4) (6 x 12 x Rp 25.000)
Kemasan (3.600 x Rp 1.250) Tenaga Kerja 1 orang (12 x Rp 250.000)
Tenaga kerja pengomposan 8 orang (8 x Rp 13.000 x 8 x 12)
Pemeliharaan Alat Pencacah dan Penyaring
BBM Alat Pencacah dan Penyaring
Pemeliharaan Motor Sampah
BBM Motor Sampah
Biaya penyusutan mesin pencacah
Biaya penyusutan mesin penyaring
Sosialisasi dan pelatihan

-

1.800.000
4.500.000

3.000.000

9.984.000

360.000

5.400.000
360.000
3.780.000

3.843.625

2.667.500
15.000.000

72.000.000

-
-

-

-

-

-
-
-

-

-
-

Total
Rp 50.695.125
Rp 72.000.000

Laba
Rp 21.304.875
Analisis CVP (Cost-Vol ume-Profit) :
R(X) – VC (X) – FC = P
R = Rp 20.000/karung
X = 3.600 karung
R(X) = 3.600 x Rp 20.000 = Rp 72.000.000
VC = Rp 50.695.125 – Rp 15.000.000 = Rp 35.695.125
= Rp 35.695.125 : 3.600 = Rp 9.915,3125
VC(X) = Rp 9.915,3125 x 3.600 = Rp 35.695.125
FC = Rp 15.000.000
P = Rp 72.000.000 – Rp 35.695.125 – Rp 15.000.000 = Rp 21.304.875
2.4 Manfaat Pengolahan Sampah Menjadi Gas Metan Dan Pupuk Kompos
Manfaat sosial dan lingkungan kegiatan CSR dalam pengolahan sampah tahun 2012 disajikan pada tabel 2.4. Terlihat bahwa manfaat sosialnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yaitu; terbukanya lapangan pekerjaan baru, bagi 27 orang sopir dan 144 buruh pengangkut sampah senilai Rp 1.279.800.000, terbukanya peluang kerja bagi operator gas metan senilai Rp 6.000.000, terbukanya peluang kerja untuk operator pengomposan senilai Rp 3.000.000, terbukanya lapangan kerja bagi pengelola kompos senilai Rp 72.000.000, dan manfaat penggunaan gas metan untuk memasak senilai Rp 59.400.000. berdasarkan hasil wawancara dengan para pemulung yang berdomisili di sekitar TPA (terlampir) bahwa rata-rata penghasilan sebagai pemulung per orang yaitu Rp400.000/bulan, jadi dalam setahun untuk 30 orang pemulung berpenghasilan senilai Rp144.000.000. Sedangkan manfaat lingkungan dalam meningkatkan kebersihan dan keindahan mempunyai nilai retribusi persampahan Rp 120.960.250 (Tabel 2.4). Adapun manfaat sosial dan lingkungan yang dirasakan masyarakat namun tidak bisa dinilai dengan uang adalah kesadaran masyarakat akan kebersihan dan udara bersih. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di luar lokasi TPA bahwa manfaat kebersihan dan keindahan mendapat jawaban sebanyak 11 orang, manfaat kesehatan dan keindahan sebanyak 5 orang, sedangkan manfaat lain yang disebutkan oleh masyarakat yaitu udara tidak berbau sebanyak 8 orang, dan udara bersih dan sehat sebanyak 6 orang.
Tabel 2.4
Manfaat Kegiatan CSR dalam Pengolahan Sampah Terhadap Sosial dan Lingkungan Masyarakat Tahun 2012
No
Aspek
Manfaat Kegiatan CSR dalam Pengolahan Sampah Menjadi Gas Metan dan Pupuk Kompos
Sebelum CSR
Sesudah CSR
Jumlah
(Org/Kec)
Nilai
(Rp)
Jumlah
(Org/Kec)
Nilai
(Rp)
1















2
Sosial















Lingkungan
a. Terbukanya lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja persampahan
b. Terbukanya peluang kerja bagi operator gas metan
c. Meningkatnya pendapatan masyarakat pengguna gas metan
d. Terbukanya peluang kerja untuk operator pengomposan
e. Terbukanya peluang kerja bagi pemulung
f. Meningkatnya
pendapatan masyarakat pengelolah kompos di TPA
g. Kesadaran masyarakat akan kebersihan
    a. Meningkatnya
        kebersihan dan
        keindahan
        lingkungan
        (retribusi   sampah)
    b. Meningkatnya
        udara bersih



170


-




-



-


30




-


10 Kec





10 Kec.

10 Kec


1.270.80
0.000


-




-



-

144.000.000




-


-




120.960.250

-



171


1




30



1


30




8


10 Kec.





10 Kec.

10 Kec.


1.279.800.000

6.000.000



59.400.000


3.000.000

144.000.000



72.000.000


-




120.960.250

-
Jumlah

1.414.800.000

1.685.160.250

                                            


















BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
1. TPA Puuwatu terletak di Kelurahan Puuwatu Kecamatan Puuwatu Kota Kendari yang terdiri dari Zona A : Merupakan lokasi penghijauan seluas ± 1 ha dan seluas ± 5 ha belum di gunakan, saat ini digunakan sebagai tanah penutup,   Zona B : lokasi bekas pembuangan sampah dan tidak aktif lagi seluas ± 1,5 ha, Zona C : Lokasi bekas pembuangan sampah, dan sudah tidak aktif lagi seluas ± 3 ha,  areal landfill yang baru seluas ± 1,5 ha dan areal bangunan kolam pengel olaan lindi ± 0,5 ha.
2. Pemanfaatan untuk penerangan 7000 watt, biayanya apabila menggunakan listrik dari PLN maka pembayarannya senilai Rp1.100.000/bulan. Tetapi pendapatan dari masukan gas metan  dalam satu tahun di perhitungkan adalah Rp 72.600.000.
3. Gas metan dialirkan pada empat buah tungku dapur yang sudah dipasang keran gas, yang dapat digunakan untuk memasak, juga dihubungkan dengan genset 7000 watt untuk penerangan di malam hari pada 4 buah tiang listrik, gas metan ini digunakan memasak setiap harinya oleh 30 orang pemulung. Proses pengomposan menghasilkan 300 karung pupuk kompos untuk satu kali pembuatan, jadi dalam satu tahun dapat menghasilkan 3.600 karung, Harga jual untuk 1 karung senilai Rp 20,000.
4. Manfaat pengolahan sampah yaitu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

3.2 Saran
Pengolahan sampah di Kota Kendari harus tetap ditingkatkan selain untuk menjaga kebersihan lingkungan juga membuka lapangan kerja baru dan menambah pendapatan.

Daftar Pustaka

Akhadi, Mukhlis. 2009. Ekologi Energi: Mengenali Dampak Lingkungan dalam Pemanfaatan Sumber-Sumber Energi . Yogyakarta : Graha Ilmu.

BPS Kota Kendari 2010, 2011 dan 2012

Darise, N. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Indeks.

Dunia, A.F dan Abdullah, Wasilah. 2012. Akuntansi Bi aya. Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat.

Dewi, R.S. 2008. Eval uasi Ekonomi dan Sosi al Unit Pengolahan Sampah (UPS) Kota Depok. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor : Program Sarjana Fakultas Pertanian Institut pertani an Bogor.

Djajadini ngrat, S.T., Hendri ani, Y. dan Fami ola, M. 2011. Ekonomi Hijau. Bandung : Rekayasa Sains.

Garrison, R.H., Noreen, E.W. dan Brewer, P.C. 2006. Akuntansi Manaj erial. Edisi 11. Sal emba Empat : Jakarta

Gunawan, G. 2007. Mengolah Sampah Jadi Uang. Jakarta : Transmedia Pustaka.

Comments